Gumiho pun mengambil kembali titisan rubah yang dia berikan kepada Dae Woong dan
Dae Woong pun langsung terjatuh lemas. Gumiho lalu mulai melayang dan dia
berkata, "Aku telah menyelamatkanmu tetapi karena kau menyingkirkanku... Aku
tidak akan mempedulikanmu kembali." Gumiho mulai membalikan badannya berniat
pergi namun tiba-tiba saja dia teringat kalau Dae Woong pernah menolongnya di
hutan ketika bertemu dengan babi hutan. dan dari situ pun Gumiho mulai
menghampiri Dae Woong kembali dan bilang, "Dulu kau pernah kembali padaku untuk
menyelamatkanku, maka aku akan kembali padamu untuk menyelamatkanmu juga."
Gumiho akhirnya memberikan kembali titisan rubahnya itu kepada Dae Woong dan Dae
Woong pun sadar kembali.
Ketika Dae Woong mulai sadar, dia kaget melihat ada sosok Gumiho makanya dia
langsung berlari untuk bersembunyi di balik tumpukan alat-alat olah raga. Gumiho
yang melihat itu pun lalu ngomong sendiri, "Dia selalu berusaha untuk kabur. Ah
supaya dia tidak kabur dariku, aku harus menakut-nakuti dia." Gumiho langsung
tersenyum melihat Dae Woong yang memikirkan cara untuk kabur. Gumiho lalu bilang
kepada Dae Woong, "Kau pikir karena kau bersembunyi maka aku tidak bisa
melihatmu? Ingat aku ini Gumiho!"
Dae Woong memikirkan banyak cara untuk kabur dan imajinasinya pun mulai berfikir
bahwa dia bisa kabur dengan melopati trompolin lalu nanti dia akan berhasil
kabur melalui lantai atas. Dae Woong memulai aksinya dan ternyata aksinya itu
tidak sesuai dengan yang dia fikirkan tadi. Gumiho yang sejak tadi melihat
tingkat Dae Woong pun bertanya, "Apakah aku harus membantumu?" Dae Woong
ketakutan dan kembali bersembunyi di balik alat-alat olahraga lainnya.
Dae Woong lalu berimajinasi lagi kalau dia bisa kabur dengan menaiki seikat tali
dan nanti akan memegang sebuah katrol yang bisa membawanya pergi melalui atap
gedung olah raga itu. Imajinasinya itu pun mulai di coba oleh Dae Woong tapi
ternyata kembali gagal. Katrol yang seharusnya berjalan lancar itu mulai macet
dan Dae Woong pun tergantung di atap. Gumiho yang tepat ada di bawah Dae Woong
pun hanya melihat yang dilakukan Dae Woong dan berkomentar, "Ah percuma kau
kabur. Bahkan muskipun aku tidak melangkah, kau sudah ada di dekatku."
HP Dae Woong berbunyi dan Dae Woong pun langsung mengeluarkan HPnya dari saku.
Muskipun posisi Dae Woong tergantung di atas atap, Dae Woong tetap berusaha
kabur dengan meminta tolong kakeknya yang kebetulan menelfonnya itu. Tapi
sayangnya HP Dae Woong terjatuh dan Gumiho langsung melihat ke HP Dae Woong.
Kakek yang menelfon Dae Woong pun nanya, "Hallo Dae Woong. Dae Woong, kenapa kau
tidak berbicara?" Gumiho yang baru melihat HP pun dia langsung bilang ke Dae
Woong, "Ah dia mencari Dae Woong." Kakek kaget mendengar ada suara perempuan
yang mengangkat HP Dae Woong makanya dia nanya, "Ini HP Dae Woong, Siapa kamu?
Dimana Dae Woong? Apa yang sedang dia lakukan?" Gumiho menatap Dae Woong yang
tergantung di atas atap dan dia pun dengan polosnya menjawab, "Dae Woong ada di
atasku." Kakek mikir hal yang macem-macem makanya dia pun langsung menutup
telfon.
Bibi menghampiri Kakek dan nanya, "Ada apa? Dimana Dae Woong?" Penyakit Jantung
Kakek sepertinya mulai kambuh dan dia pun langsung bilang, "Sepertinya aku hidup
di dunia ini terlalu lama."
Dae Woong yang masih tergantung itu pun berusaha membuat si katrol maju agar dia
bisa kabur dari Gimho namun hal itu sepertinya percuma saja karna katrol itu
tidak maju-maju. Gumiho lalu bilang, "Berhenti bergantung dan turunlah!" Dae
Woong tidak mau karna takut dia akan di makan oleh Gumiho jika nanti dia turun.
Gumiho pun lalu bilang, "Apakah kau ingin aku yang menghampirimu dan memetikmu
agar kau turun? Ingat aku ini Gumiho!" Dae Woong langsung berkomentar, "Di petik?
Kau pikir aku ini apel hah?" Gumiho tiba-tiba melompat terbang dan menarik Dae
Woong hingga terjatuh ke lapangan basket di dalam gedung olah raga itu.
Ketika jatuh, posisi Gumiho diatas Dae Woong dan dia pun langsung tersenyum ke
Dae Woong. Dae Woong berkata, "Aku percaya kalau kau ini Gumiho karena kau
berhasil memetikku turun. Sekarang kau bisa memakanku." Gumiho terus menatap Dae
Woong dan bertanya, "Benarkah aku boleh memakanmu?" Dae Woong ngejawab, "Ingat
ini ketika kau memakanku: Muskipun kamu Gumiho tapi ada juga hantu. Jika aku
mati di makan olehmu, aku akan berubah menjadi hantu untuk melakukan balas
dendam."
Gumiho mendekati Dae Woong dan kembali bertanya, "Kenapa kamu memintaku untuk
memakanmu? Kenapa kau tidak minta agar aku menyelamatkanmu saja?" Dae Woong mati-matian
bilang bahwa dirinya tidak akan pernah mau memohon kepada seorang Gumiho. Tapi
beberapa detik kemudian Dae Woong merubah pikirannya dan memohon pertolongan
dari Gumiho agar tidak memakan dirinya.
Dong Joo yang mendapatkan HP yang waktu itu di pinjam oleh Dae Woong untuk
menelfon bibinya dan sekarang Dong Joo pun mencoba mencari informasi tentang Dae
Woong dengan menelfon bibinya Dae Woong dan berpura-pura sebagai teman Dae Woong.
Bibinya yang panik pun awalnya mengira itu telfon dari Dae Woong, "Dae Woong?
Kamu dimana?" Dong Joo lalu memberanikan diri bilang, "Ah aku ini temennya Dae
Woong. Aku kesusahan menghubungi Dae Woong jadi aku ingin meminta nomor
telfonnya..."
Gumiho meminta Dae Woong membelikan dia daging sapi, namun karna sudah malam
akhirnya Dae Woong hanya bisa membelikan Gumiho daging ayam saja. Gumiho
langsung memakannya dengan lahap. Dae Woong nanya, "Jadi selama mutiara
titisanmu itu ada di dalam tubuhku, kau akan terus mengikutiku?" Gumiho menjawab
Iya dengan menganggukan kepalanya. Dae Woong pun melanjutkan pertanyaannya, "Bagaimana
jika kau kembali ke tempatmu dan nanti aku akan mengembalikannya..." Gumiho
terlihat mau marah makanya Dae Woong langsung berkata, "Ah tidak bisa begitu ya.
Tapi aku sedang dalam situasi yang tidak baik. Aku di usir dari rumah dan aku
tidak memiliki banyak uang. Dan ini pasti akan sulit untuk melakukan pendekatan
pada seseorang." Gumiho mematahkan tulang-tulang ayam dan Dae Woong yang
ketakutan pun langsung bilang, "Baiklah aku akan berusaha dengan baik."
Gumiho bilang, "Dae Woong, selama mutiara titisanku itu ada dalam tubuhmu maka
aku tidak bisa membiarkanmu pergi. Kau milik-ku!" Gumiho langsung tertawa ceria
dan Dae Woong juga ikut ketawa tapi ketawa yang di paksakan. Dae Woong lalu
bilang akan pergi masuk kedalam gedung olahraga itu dulu untuk menyiapkan kasur
yang nanti akan di pakai tidur oleh Gumiho.
Di dalam Gor, Dae Woong berusaha mencari cara agar dia bisa tetap hidup dan dia
pun berfikir untuk terus memberikan daging sapi untuk makan Gumiho agar Gumiho
tidak akan memakan dirinya. Dae Woong lalu melihat ada pakaian besi kekaisaran
dan akhirnya dia memakai pakaian itu. Gumiho melihat Dae Woong dan bertanya, "Kau
takut aku memakanmu?" Dae Woong ngejawab, "Aku hanya kedinginan." Gumiho kembali
nanya, "Kau takut padaku?" Dae Woong pun jujur, "Aku hanya jaga-jaga takut nanti
malam kamu kelaparan dan akan memakan siapapun yang ada di dekatmu." Gumiho
menarik nafas dan terlihat kesal.
Gumiho nanya, "Apakah kau pernah melihatku memakan hati manusia?" Dae Woong
ngejawab, "Tapi kau itu Gumiho." Gumiho baru sadar dan dia pun bilang. "Ah ya
aku ini Gumiho. Jagalah hatimu itu!" Gumiho lalu bilang mau pergi tidur dan dia
pun langsung berbaring. Dae Woong yang melihat Gumiho tiduran pun dia mikir
dalam hatinya, "Mengapa dia berbaring? Dia kan bukan manusia..."
Dong Joo mulai menyelidiki data Dae Woong dan dia pun bilang kalau Gumiho pasti
akan lebih mudah di tangkap karna Dae Woong adalah orang yang ceroboh. Dong Joo
mengeluarkan sebuah pedang dan bilang, "Sudah lama tidak bertemu denganmu.
Harusnya kau diam saja di tempatmu itu. Kenapa kau ingin datang ke dunia? Ini
bukan tempat yang bagus untukmu. "
Dae Woong tertidur di luar gedung olahraga dan saat Dae Woong tertidur, Gumiho
menghampirinya sambil tersenyum dan berkata "Aku mempunyai hari yang
menyenangkan ketika bersamanya. Sampai dia sembuh sepenuhnya, Aku akan tinggal
bersamanya. Ini pasti Menyenangkan." Ada nyamuk yang mau menggigit Dae Woong dan
Gumiho pun langsung memukuli nyamuk itu, Gumiho berhasil membuh beberapa nyamuk
dan dia pun langsung berkata "Aku dan nyamuk tidak akan membunuhmu. Tidurlah
yang nyenyak." Gumiho lalu melihat pemandangan Seoul di malam hari dan dia pun
berkomentar, "Wah indahnya dunia ini seperti di taman bunga saja."
Besok paginya, Kakek sedang memberikan makan ikan sementara Bibi masih sibuk
mencoba menelfon Dae Woong namun HP Dae Woong tidak bisa di hubungi terus. Kakek
bilang, "Aku tidak peduli dia membuat masalah di sana-sini. Tapi ini pertama
kalinya dia berurusan dengan seorang wanita. Jika begini dia tidak seperti
manusia, bahkan tidak pantas menjadi ikan." Bibi menawarkan diri untuk memanggil
Dae Woong pulang ke rumah tapi Kakek mencegah dan meminta Bibi untuk membekukan
kartu kredit Dae Woong agar Dae Woong tidak tinggal dengan perempuan yang
semalam (Gumiho).
Bibi penasaran kenapa Kakek begitu kesal sama perempuan itu makanya dia bertanya,
"Memangnya apa yang dia katakan di telfon?" Kake dengan ragu-ragu menjawab, "Lupakan
saja! Bahkan kau belum menikah sehingga kau sebaiknya tidak tau hal ini." Bibi
dengan kesal bilang bahwa mereka sebaiknya tidak usah mengungkit masalah dirinya
yang belum menikah. dan karena bibi sudah sangat kesal makanya dia bilang, "Tunggu
dan lihat saja. Aku akan menikah nanti!" Bibi langsung pergi meninggalkan kakek
yang kebingungan.
Kakek lalu mengomel sendiri, "Anakku itu belum menikah dan kerjanya hanya diam
di rumah. Sementara cucuku pergi dari rumah dan melakukan sesuatu dengan seorang
perempuan. Ah benar-benar semuanya ini salahku. Hanya kalian lah para ikan yang
tumbuh dengan benar."
Dae Woong pergi ke restaurant daging untuk membelikan Gumiho daging sapi tapi
ketika mau membayar, kartu kreditnya tidak bisa digunakan. Dae Woong pun
langsung menelfon bibinya untuk bertanya kenapa kartu kreditnya tidak bisa di
pakai. Bibi bukannya menjawab pertanyaannya Dae Woong, dia malah bertanya "Apakah
perempuan itu bersamamu sejak kau kabur?" Dae Woong jelas kaget kenapa bisa
bibinya itu mengetahui tentang Gumiho.
Dae Woong bilang kepada bibinya kalau dia nanti akan menjelaskan tentang
perempuan yang bersamanya tapi yang terpenting sekarang adalah kartu kreditnya
bisa di pakai. Bibi bilang kalau misalnya dia membantu Dae Woong maka nanti
kartu kredit dia yang akan di bekukan oleh Kakek. Dae Woong amat sangat memohon
kepada bibinya karena dia tidak bisa hidup jika tidak ada uang. Bibi lalu bilang
kalau misalnya Dae Woong mau uang maka Dae Woong harus meninggalkan perempuan
itu. Sebelum Dae Woong menjelaskan, bibi langsung mematikan telfonnya.
Dae Woong pun terpaksa membayar semua makanan yang di makan oleh Gumiho itu
menggunakan uang yang ada di dompetnya. Dae Woong mau membayar 120.000 won tapi
si kasir bilang kalau Gumiho memesan sup iga sehingga total yang harus di bayar
itu 127.000. Dae Woong menatap Gumiho yang terlihat amat sangat kekenyangan. Si
kasir bilang, "Kau pasti merasa pacarmu sangat cantik karna dia senang makan ya?"
Dae Woong menatap Gumiho kesal dan bilang, "Iya. Dia makan banyak dan itu
membunuhku."
Selesai makan, Gumiho dan Dae Woong pergi berjalan keliling kota. Gumiho bilang
bahwa gdung-gedung jaman sekarang tinggi-tinggi sekali dan banyak sekali orang-orang
yang berjalan. Dae Woong bertanya-tanya dalam hatinya, "Dari sekian banyak orang,
kenapa kamu memilihku Gumiho?" Gumiho terus melihat-lihat keadaan jalan
sementara Dae Woong melihat uangnya yang semakin menipis dan itu tidak akan
cukup untuk membelikan makanan daging lagi untuk Gumiho. Tiba-tiba Gumiho
memanggil Dae Woong dan Dae Woong pun bertanya, "Apa yang ingin kamu makan lagi?"
Gumiho menunjuk mesin minuman.
Dae Woong bertanya-tanya, "Dari mana dia tau tentang minuman soda?" Dae Woong
memasukan uang koin kedalam mesin tapi si minuman soda itu tidak keluar juga
dari mesin. Dae Woong kesal dan dia akhirnya mendapatkan ide untuk menyalurkan
kekesalannya pada Gumiho itu pun ke Mesin. Dae Woong marah-marah ke mesin itu, "Heh
kenapa dari sekian banyak orang tapi kau malah memilih aku? Kau pikir aku ini
bantalan kursimu hah?" Gumiho menyangka Dae Woong memang marah ke mesin itu
makanya dia pun ikut marah-marah dan menendang si mesin minuman itu hingga
terjatuh.
Dae Woong kaget dan bilang, "Kita dalam masalah besar!" Mesin minuman itu lalu
mengeluarkan minuman soda yang langsung di ambil oleh Dae Woong dan dia langsung
mengajak kabur Gumiho dari situ sebelum orang-orang marah pada mereka.
Bibi sedang ada di mall dan berdiri di depan pintu lift. Dia mengomel, "Ah aku
harus segera menikah sebelum Dae Woong tumbuh semakin dewasa. Aih pagi-pagi aku
sudah pusing karena masalah Ayah dan Dae Woong." Bibi meminum kopi, pintu lift
terbuka dan terlihat laki-laki seumuran Bibi yang waktu itu ketemu di dalam lift
baru saja keluar dari dalam lift. Bibi kaget sehingga es yang ada di kopi itu
pun tertelan dan dia pun langsung batuk-batuk karna keselek.
Laki-laki itu pun langsung menolong bibi untuk memuntahkan es yang tertelan itu.
Bahkan dia menggendong Bibi dengan posisi terbalik agar es yang tertelan itu
bisa di muntahkan. Akhirnya Bibi berhasil memuntahkan kembali es itu dan dia
merasa sangat malu karena kejadian ini terjadi di depan laki-laki itu. Laki-laki
itu pun pergi setelah Bibi baik-baik saja namun sebelum dia benar-benar pergi,
laki-laki itu menyampaikan pesan "Lelehkan es itu perlahan-lahan sebelum kau
akan memakannya!" Ketika laki-laki itu benar-benar pergi, Bibi ngomong dalam
hati, "Aku bisa saja menanyakan namanya jika kondisiku tidak seburuk dan
memalukan begini. Ah pantas saja aku belum menikah juga." Bibi pun terlihat
sedih atas semua ini.
Dae Woong membawa Gumiho ke kampusnya dan Gumiho pun langsung berkomentar, "Oh
ini universitas, sangat besar ya." Dae Woong nanya, "Memangnya kamu tau
universitas itu apa?" Gumiho menjawab, "Tentu saja. di kuil banyak sekali yang
berdoa agar masuk ke universitas bagus. Pasti banyak orang pintar disini" Dae
Woong bilang kala Gumiho tidak boleh memberi tau siapapun bahwa dia itu Gumiho
dan juga tidak boleh menggunakan kekuatan yang berlebih seperti yang tadi Gumiho
lakukan kepada mesin minuman karena orang-orang di kampus itu sangatlah pintar
dan bisa tau kalau Gumiho itu adalah seorang Gumiho. Gumiho pun berjanji akan
bersikap seperti manusia.
Gumiho dengan polosnya bertanya, "Kalau misalnya aku diam saja, kamu pasti tidak
tau kalau aku ini Gumiho kan?" Dae Woong menjawab, "Iya." Dae Woong berjalan dan
ngomong sendiri, "Ah sudah lama aku tidak ke kampus. Aku datang ke sini untuk
meminjam uang." Dae Woong menoleh ke arah Gumiho yang masih melihat-lihat kampus.
Dae Woong lalu melanjutkan omongannya, "Ini semua karena DIA!"
Gumiho menghampiri Dae Woong dan bilang kalau orang-orang di kampus itu
mengenakan tas, dan kenapa mereka tidak memakai tas? Dae Woong bilang kalau
tujuan mereka datang ke kampus itu sekarang bukan untuk belajar, tapi meminjam
uang. Orang pertama yang di datangi oleh Dae Woong adalah temannya yang sering
di teraktir olehnya, Dae Woong bilang kalau dia ingin meminjam uang, temannya
itu mengaku tidak punya uang sama sekali padahal Gumiho mencium bau uang dari
saku celana temannya Dae Woong itu.
Orang-orang yang kemudian di datangi oleh Dae Woong pun sama-sama bilang kalau
mereka tidak memiliki uang. Padahal jelas-jelas Gumiho mencium bau uang. Gumiho
nanya, "Mereka itu temanmu tetapi mereka berbohong. Kenapa kau tidak melakukan
apapun?" Dae Woong kesal dan bilang kepada Gumiho agar tidak ikut campur masalah
dirinya karena Gumiho itu tidak mengerti manusia! Dae Woong langsung
meninggalkan Gumiho pergi.
Gumiho mendengar temannya Dae Woong ada yang menjelek-jelekan Dae Woong dan
heran karna orang sekaya Dae Woong malah ingin meminjam uang. Gumiho awalnya mau
mengadukan hal ini kepada Dae Woong namun begitu ingat kata-kata Dae Woong yang
meminta agar dirinya tidak ikut campur, akhirnya Gumiho pun diam tidak
menceritakan masalah itu.
Gumiho mengejar Dae Woong yang mau masuk ke dalam perpustakaan. Dae Woong bilang
bahwa Gumiho tidak bisa masuk ke dalam perpustakaan jika tidak memiliki kartu
mahasiswa. Gumiho pun meminta Dae Woong untuk membuatkan untuknya. Dae Woong
kesal dan dia nanya, "Apakah kamu punya nama? Apa kamu punya ID? Apa kamu punya
keanggotaan? Kamu tidak memilikinya jadi bagaimana mungkin kau akan membuat
kartu mahasiswa?" Gumiho juga kesal dan dia bilang, "Baiklah aku tidak bisa
masuk." Dae Woong menyuruh Gumiho agar menunggu di luar.
Gumiho terus menunggu dan dia ingin masuk ke tempat yang di masuki oleh manusia.
banyak manusia yang masuk ke dalam perpustakaan dan itu membuat Gumiho semakin
ingin masuk juga. Gumiho pun memberanikan diri melewati sebuah pintu tapi tiba-tiba
pintu itu alarmnya berbunyi dan dia pun panik sehingga langsung pergi keluar
dari perpustakaan. Padahal sesungguhnya alarm itu bunyi karena ada buku yang di
bawa keluar dari perpustakaan.
Dae Woong melihat kalau Gumiho tidak ada di depan pintu perpustakaan makanya dia
pun memanfaatkan waktunya itu dengan mencari info tentang Gumiho. Setelah
mencari banyak buku tentang Gumiho, Dae Woong berkata "Ah para penulis buku ini
belum pernah melihat Gumiho, lalu kenapa dia malah mengikutiku? Andai saja aku
tidak datang ke kuil itu... Ah benar kuil itu!" Dae Woong pun mulai mencari
informasi tentang Kuil yang waktu itu dia datangi.
Dae Woong mencari info di internet dan di Internet ada sebuah berita tentang
gambar rubah yang menghilang dari lukisan yang di simpan di Kuil itu. Dae Woong
ingat kata-kata Gumiho yang bilang bahwa Dae Woong lah yang telah membebaskannya
keluar. Dae Woong pun baru sadar bahwa dia telah membebaskan Gumiho itu dengan
cara menggambarkan ekor pada gambar gubah itu.
Sementara itu Dong Joo sudah berhasil mendapatkan data-data tentang Dae Woong
dan dia berkata, "Jika aku memanggil Dae Woong keluar, Rubah itu pasti akan
mengikutinya dan itu akan memudahkan ku untuk menangkapnya. Mungkin kah aku
menangkapnya hidup-hidup?" Dong Joo langsung tersenyum dan terlihat ada sebuah
pedang yang selalu dia bawa kemana-mana.
Gumiho keliling-keliling kampusnya Dae Woong dan dia menatap para wanita yang
sedang memakai Makeup. Gumiho bilang bahwa dia juga ingin memiliki benda
berwarna merah yang seperti lipstik itu. Lalu ada sebuah bola basket yang
menggelinding ke arah kakinya Gumiho. Bola basket itu milik temannya Dae Woong
yang tadi menjelek-jelekan Dae Woong. Laki-laki itu bilang, "Ah kau yang dari
tadi bersama Dae Woong kan? Sangat cantik. Berikan bola itu kepadaku! Aku juga
temannya Dae Woong!"
Gumiho menggambil bola basket itu lalu berkata, "Ah kau temannya Dae Woong juga?
Kau menjelek-jelekan dia di belakangnya apa itu namanya teman?" Gumiho langsung
melemparkan bola basket itu ke arah temannya Dae Woong. Gumiho langsung pergi
sementara itu Temannya Dae Woong itu hidungnya berdarah dan dia langsung jatuh
pingsan karena takut melihat darah. Gumiho berjalan menjauh dari temannya Dae
Woong itu dan dia berkata, "Ah bukankah aku juga menjelek-jelekan Dae Woong? Itu
tidak masalah karena aku bukan manusia dan juga bukan temannya."
Dae Woong baru keluar dari perpustakaan dan ketika dia melihat Gumiho, makanya
dia langsung menarik Gumiho naik menuju lantai atas gedung untuk menanyakan
sesuatu. Byung Soo yang sedang bersama dengan Sun Nyeon melihat ada Dae Woong
dan dia pun bilang, "Ah itu kan Dae Woong!" Sun Nyeon udah senang dan ingin
memanggil Dae Woong tapi begitu melihat ada seorang perempuan bersama Dae Woong,
dia pun jadi bertanya "Siapa perempuan yang bersama dengan Dae Woong itu?" Byung
Soo menjawab bahwa dia tidak mengetahui apa-apa akan hal itu.
Dae Woong membawa Gumiho ke ruangan perlengkapan alat-alat camera. Dae Woong
langsung to the point nanya, "Tempat yang kamu katakan kalau kau ini
terperangkap... Apakah itu sebuah lukisan?" Gumiho menggangguk dan bilang bahwa
dia sudah menceritakan hal itu pada Dae Woong bahwa Dae Woong lah yang telah
membebaskannya karena telah membuat ekor pada lukisan rubah itu. Dae Woong kaget
dan nanya, "Jadi rubah di lukisan itu adalah kamu?" Gumiho lagi-lagi hanya
menggangguk sambil tersenyum.
Dae Woong ingat kalau dia pernah menggambar sebuah titik hitam di bagian tubuh
Rubah itu. Dae Woong lalu meminta ijin untuk melihat sesuatu di bagian tangan
Gumiho yang ternyata seperti ada sebuah tahi lalat. Gumiho nanya, "Apakah kamu
menggambar ini?" Dae Woong dengan lemas bilang bahwa dia emang menggambar itu.
Dae Woong sangat sedih karna ternyata dia lah yang membuat ini semua terjadi
pada dirinya. Gumiho mencoba menenangkan Dae Woong dengan bilang bahwa dirinya
ini sudah memberikan sesuatu yang penting untuk Dae Woong sehingga Dae Woong
harus bertanggung jawab. Dae Woong semakin putus asa karena itu artinya Gumiho
akan selalu bersamanya karena sesuatu yang penting milik Gumiho itu ada di dalam
dirinya.
Tiba-tiba saja pintu terbuka dan munculah Byung Soo bersama dengan Sun Nyeon
yang bertanya, "Bertanggung jawab untuk apa hah?" Sun Nyeon menyangka kalau hal
penting yang sudah di berikan Gumiho kepada Dae Woong itu adalah keperawanan
makanya Gumiho menuntut pertaggung jawabannya Dae Woong. Dae Woong sendiri
kebingungan untuk menjelaskannya. Sun Nyeon kecewa dengan apa yang di lakukan
oleh Dae Woong karna dia tidak pernah berfikir bahwa Dae Woong adalah laki-laki
seperti itu. Sun Nyeon pun langsung pergi meninggalkan ruangan itu.
Sementara itu Byung Soo malah memberikan selamat kepada Dae Woong dan
mengganggap bahwa Dae Woong sangatlah keren karna melakukan hal itu. Dae Woong
lagi-lagi kebingungan dengan apa yang di maksud oleh Byung Soo sampai dirinya di
berikan selamat.
credit to zoladiaries.blogspot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar