Kamis, 03 Maret 2011

Episode 2 part 2

Di rumah, Bibi bilang bahwa dia sudah membekukan kartu kredit milik Dae Woong. 
Kakek masih heran kenapa Dae Woong belum juga kembali ke rumah padahal dia yakin 
kalau Dae Woong tidak akan kuat hidup tanpa uang. Bibi lalu bilang, "Dia itu 
jatuh cinta. Dia akan menemukan hidupnya karena cinta memang seperti itu." Kakek 
kebingungan dengan sifat aneh Bibi makanya dia langsung nanya, "Ckckck Apakah 
kau membuat puisi lagi? Apa kau di tolak lagi? Kau selalu membuat puisi jika di 
tolak." Bibi hanya menjawab kalau dia bahkan belum melakukan pendekatan.

Kakek meminum air putih yang di berikan es dan langsung mengunyak es-nya itu. 
Bibi yang melihat hal itu ingat kejadian tadi siang dan dia pun langsung bilang, 
"Tunggulah sampai esnya mencair dan berhati-hatilah mengunyahnya." Bibi langsung 
menangis dan pergi ke kamarnya. Kakek yang melihat hal itu berkomentar, "Sepertinya 
dia jatuh cinta kembali."



Dae Woong mencoba menjelaskan kepada Byung Soo namun dia sendiri tidak berani 
menyebutkan bahwa Gumiho itu adalah seorang siluman rubah., sementara itu Gumiho 
duduk di kursi yang tidak cukup jauh dari Dae Woong dan Byung Soo Byung Soo 
sendiri terlihat tidak curiga dan dia hanya bilang, "Ah kau jatuh hati padanya? 
Kau keluar dari rumah tanpa uang dan hidup bersamanya bahkan kau tidak terikat 
dengannya. " Dae Woong mencoba menjelaskan bahwa situasinya dia sekarang cukup 
sulit dan Byung Soo harus berjanji tidak memberi tau siapa pun juga.

Byung Soo nanya, "Tadi dia bilang bahwa dia itu Gumiho yang mengikutimu terus?" 
Dae Woong mencari akal dan dia berbohong dengan mengatakan bahwa nama Gumiho itu 
adalah Mi Ho dan Gu adalah nama marganya. Gumiho yang menguping pun langsung 
tersenyum karena akhirnya dia memiliki nama manusia. Lalu Dae Woong juga bilang 
kalau Gumiho tidak senang di panggil Gumiho makanya sebaiknya di panggil Mi Ho 
saja. Byung Soo mengerti lalu dia bilang kalau Dae Woong ini keadaannya pasti 
sedang sangat kesusahan karna kabur dari rumah makanya Byung Soo memberikan 
sebagian uangnya untuk Dae Woong. Dae Woong sangat berterima kasih karna Byung 
Soo sudah mengerti dirinya.

Byung Soo ingin memperkenalkan diri ke Gumiho tapi Dae Woong langsung 
melarangnya dan menyuruh Byung Soo cepat pergi kerja saja. Byung Soo ketawa dan 
bilang bahwa Dae Woong sudah berubah banyak sejak memiliki pacar. Gumiho 
menghampiri Byung Soo dan Byung Soo pun pamit ke Gumiho.



Gumiho awalnya ingin kenalan sama Byung Soo juga tapi Dae Woong melarangnya. 
Gumiho lalu nanya, "Apakah kamu tadi bilang bahwa aku ini Gumiho?" Dae Woong 
ketakutan dan langsung bilang bahwa dia sama sekali tidak memberi tau apa-apa 
kepada Byung Soo dan Byung Soo itu temannya Dae Woong jadi sebaiknya Gumiho 
tidak mengganggu Byung Soo. Gumiho ketawa dan bilang kalau maksud pertanyaan dia 
itu adalah tentang nama. Gumiho nanya, "Kenapa kamu memberiku nama Mi Ho? Bukan 
kah katamu aku ini bukan manusia dan tidak mempunyai nama?" Dae Wooong pun 
menjawab kalau selama ini dia selalu memanggil Gumiho dengan sebutan Mi Ho jadi 
sebaiknya itu menjadi nama Gumiho saja.

Gumiho aga kecewa dengar alasan Dae Woong tadi tapi Dae Woong langsung 
menjelaskan, "Kau bilang kau ingin tampak seperti manusia kan? Mi Ho adalah nama 
yang cocok untukmu dan dapat menyembunyikan identitasmu. Bukankah itu bagus? 
Jadi mulai sekarang aku akan memanggilmu Mi Ho." Gumiho pun amat sangat senang 
karna dia akhirnya memiliki nama dan ingin di panggil Mi Ho. Dae Woong lalu 
meminta Mi Ho agar tidak menyakiti Byung Soo karena Byung Soo itu adalah teman 
baiknya. Mi Ho langsung berjanji tidak akan menyakiti temannya Dae Woong. Dari 
belakang terlihat temannya Dae Woong yang tadi di lempar bola basket oleh Mi Ho 
dan Mi Ho pun langsung tersenyum.



Dae Woong ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Mi Ho mengenai lukisan itu 
tapi tiba-tiba saja HPnya berbunyi dan itu telfon dari Dong Joo yang berbohong 
dengan mengatakan ada sebuah paket untuk Dae Woong dan sebaiknya Dae Woong 
segera datang ke kantor kampus untuk mengambil paket itu. Dae Woong sendiri 
kebingungan mengenai paket.

Dong Joo bersiap di suatu ruangan sambil membawa pedang miliknya itu. Dia bilang 
bahwa pedang itu akan menunjukan keberadaan Gumiho. Ketika Dae Woong melintas 
ruangan itu, pedang tidak bereaksi sama sekali dan Dong Jo yakin bahwa Gumiho 
tidak sedang ada di sekitarnya Dae Woong.



Gumiho di minta menunggu di luar gedung oleh Dae Woong dan ketika dia melihat 
ada penjual yang memakai kostum ayam pun dia langsung mengejar penjual itu. Tiba-tiba 
Pedang yang di bawa Dong Joo bersinar dan Dong Joo langsung berlari keluar 
ruangan untuk mencari sosok Gumiho. Dong Joo terus mengejar Gumiho yang juga 
mengejar penjual berkostum ayam itu. Dong Joo melihat sekilas wajah Gumiho dan 
dia pun langsung berhenti mengejar karena ingat sesuatu.



Flashback...

Dong Joo di masa lalu tiba-tiba saja menusuk Gumiho dengan pisaunya. Dong Joo 
menangis dan meminta maaf karna telah melakukan hal itu kepada Gumiho. Gumiho 
memegang wajah Dong Joo dan dia pun langsung lenyap menjadi sisa-sisa abu yang 
bertebaran. Dong Joo sangat terpukul atas kejadian itu dan langsung berteriak 
kencang memohon maaf kepada Gumiho.



Masa Sekarang...

Dong Joo berhenti mengejar Gumiho dan duduk di pinggir lapangan. Wajah Dong Joo 
terlihat penuh tekanan dan dia pun berkata, "Dia terbunuh oleh tanganku. Tapi 
itu bukan dia. Hanya wajah mereka saja yang sama."



Dae Woong kesal karna ternyata paket yang katakanya untuk dirinya itu tidak ada. 
Dae Woong pun jadi merasa sial sejak dia dekat dengan Gumiho. Dae Woong keluar 
gedung dan mencari sosok Gumiho tapi tidak ada. Dae Woong pun berfikir, "Bagaimana 
aku lepas darinya? Kemana dia? Apakah dia sendiri yang pergi dariku?" Tapi tiba-tiba 
saja terdengar suara Gumiho yang datang dan langsung memperlihatkan sebuah 
brosur makanan ayam. Dae Woong bilang, "Kau asalnya dari gambar kan? Kalau 
begitu masuklah ke dalam brosur ini untuk memakannya." Gumiho bilang kalau dia 
tidak bisa masuk ke dalam brosur itu.

Dae Woong lalu nanya, "Dimana Nenek Sam Shin yang sudah mempenjarakanmu itu?" 
Gumiho curiga dan bales nanya, "Ada apa kamu mencarinya?" Dae Woong kebingungan 
dan bilang, "Apa dia ada di kuil? Ah aku tidak ada maksud untuk memanggilnya." 
Gumiho lalu bilang, "Dia tidak disana. Lagian kau tidak akan bisa memanggilnya." 
Dae Woong diam sebentar memikirkan apa kelemahannya Gumiho lalu dia mendapatkan 
sebuah ide, "Ah kau bilang kau suka soda kan? Baiklah ikut aku!"



Dae Woong kini tinggal di dalam gor olahraga itu dan dia pun membeli banyak 
kaleng alkohol untuk membuat Gumiho mabuk agar bisa berkata jujur. Dae Woong 
terus menyuruh Gumiho minum alkohol itu bahkan dia main Gunting Kertas Batu dan 
yang kalah harus minum alkohol itu. Dae Woong sendiri pura-pura minum dan 
langsung membuang minuman itu. Sudah berkaleng-kaleng minuman alkohol yang di 
minum oleh Gumiho tapi Gumiho tidak mabuk juga dan itu membuat Dae Woong 
kebingungan.

Dae Woong bilang kalau dia merasa jalan besar di antara mereka sepertinya sudah 
mulai mendekat. Gumiho bilang walaupun mereka seperti ini tapi tetap saja Dae 
Woong terlihat membenci dirinya. Dae Woong pun jujur kalau pertama kali Gumiho 
bilang akan memakannya itu sangat menakutkan. Dae Woong juga bilang bahwa 
keadaannya ini sangat sulit dan tidak bisa membelikan Gumiho daging sapi apalagi 
teman-temannya Dae Woong banyak yang mengkhianatinya. Dae Woong lalu bilang 
bahwa dia lebih senang orang seperti Gumiho yang jujur akan memakan dirinya dari 
pada teman-temannya yang berbohong.

Gumiho bilang kalau dia ini bukanlah manusia. Dae Woong aga sewot dan nanya, "Memangnya 
kenapa kalau kau bukan manusia? Kamu lebih cantik dari gadis lainnya. Jujur 
ketika pertama kali bertemu denganmu aku sangat terkejut karena kau terlalu 
cantik. " Gumiho berkata, "Sebenarnya aku tidak suka hal seperti ini, meskipun 
aku cantik dari pada manusia tapi itu tidak berguna untukku. Kau kan tau kalau 
aki ini ingin menjadi manusia." Dae Woong mencoba menghibur Gumiho dengan bilang 
muskipun Gumiho bukan manusia tetapi Gumiho memiliki banyak hal spesial seperti 
berlari dengan sangat cepat, melompat tinggi dan banyak makan. Gumiho senang dan 
nanya, "Kau berfikiran seperti itu?" Dae Woong menjawab, "Iya, asalahkan kau 
tidak akan memekanku." Gumiho pun langsung berjanji tidak akan memakan Dae Woong.




Dae Woong lalu nanya, "Jadi kau ingin berteman?" Tentu saja Gumiho ingin tapi 
dia bingung dan bertanya, "Apakah kita bisa berteman muskipun aku bukan manusia?" 
Dae Woong bilang bahwa pertemanan itu tidak mengenal batasan bahkan dalam kartun 
Korea pun ada yang berteman dengan makhluk angksa lainnya. Gumiho nanya 
bagaimana cara tokoh dalam kartun itu bisa berteman? Dae Woong memikirkan cara 
dan bilang bahwa mereka bisa berteman dengan cara menyatukan jari telunjuk 
mereka dan mengucapkan kata "Hoi-Hoi!" Gumiho pun langsung tertarik mencobanya 
dan akhirnya mereka pun berteman.




Asistennya Dong Joo masuk ke ruangannya Dong Joo dan bertaya kenapa Dong Joo 
terlihat lemas sepanjang hari? Apakah karena Dong Joo tidak berhasil menemukan 
apa yang Dong Joo inginkan? Dong Joo menjawab kalau dia menemukan apa yang dia 
inginkan tapi tidak berhasil menangkapnya. Asistennya pun menyarankan agar lain 
kali Dong Joo menangkap apa yang Dong Joo inginkan.

Dong Joo masuk kedalam ruang pribadinya dimana dia selalu mencari info tentang 
Gumiho. Dong Joo bilang bahwa dia perlu melihat sosok Gumiho sekali lagi untuk 
memastikan bahwa Gumiho itu bukanlah wanita yang pernah dia tusuk pada masa lalu.



Gumiho cerita pada Dae Woong bahwa dia mengikuti Dae Woong sampai ke Seoul 
dengan masuk kedalam bagasi Bis yang membawa Dae Woong ke Seoul. Dae Woong 
membayangkan hal itu pun langsung tertawa puas karna awalnya dia menyangka bahwa
Gumiho itu menghilang atau terbang untuk sampai ke Seoul. Gumiho bilang bahwa 
dia sebenarnya bisa saja melakukan hal itu tapi karena mutiara titisan miliknya 
itu ada di tubuh Dae Woong jadi kemampuannya itu pun jadi berkurang. Dae Woong 
lalu bertanya, "Kalau begitu, apakah pendengaran dan penciuman mu masih tajam 
seperti anjing?" Gumiho langsung kesal dan bilang bahwa kemampuannya itu lebih 
hebat dari pada Anjing.

Dae Woong bilang bahwa sekarang dia merasa lebih dekat dengan Gumiho setelah 
melakukan perbincangan seperti ini. Dae Woong lalu bertanya, "Kau pasti memiliki 
kelemahan kan?" Gumiho menjawab bahwa dirinya itu tidak memiliki kelemahan sama 
sekali. Dae Woong langsung lesu dan kembali bertanya, "Jadi ku tidak memiliki 
satu hal yang di takuti atau di benci?" Gumiho kali ini menjawab bahwa dia takut 
Air. Dae Woong melihat ada air mineral dan berniat menakut-nakuti Gumiho dengan 
itu tapi akhirnya dia malah meminum air mineral itu. Gumiho bilang bahwa air 
yang sedikit sih dia takut, yang dia takuti itu adalah sungai dan laut.



Dae Woong masuk kedalam gor dan dia langsung bilang, "Air. Dia takut air. Mi Ho! 
Mi Ho! Aku rasa dia tidak mendengarkan aku dari arah sini. Ternyata dia tidak 
begitu sulit untuk di taklukan." Tiba-tiba saja Gumiho masuk ke dalam Gor dan 
bilang, "Sepertinya ekorku akan keluar, ayo aku akan menunjukannya padamu. Ayo 
lah aku akan menunjukannya padamu." Dae Woong ketakutan dan bilang dia belum 
siap namun Gumiho terus menariknya keluar Gor untuk melihat Ekor Gumiho yang 
akan keluar jika terkena sinar bulan. Gumiho pun memperlihatkan ekornya yang ada 
sembilan namun Dae Woong tidak mau melihatnya dan menunduk karena takut.



Pagi-pagi Gumiho langsung membangunkan Dae Woong untuk makan sapi. Makan siang 
pun Gumiho meminta makan sapi. Dae Woong sudah kesal dan ingin memukul Gumiho 
dengan teplon tapi dia tidak berani. Malam hari pun lagi-lagi Gumiho meminta 
makan sapi dan itu langsung membuat Dae Woong benar-benar kesal namun dia tidak 
bisa menolak sama sekali.



Besok paginya Gumiho membawa Dae Woong ke sebuah restaurant sapi. Dae Woong 
menolak untuk membeli makanan sapi lagi untuk Gumiho. Mata Gumiho tiba-tiba 
berubah menjadi biru dan ada sebuah pot bunga yang hampir jatuh mengenai kepala 
Dae Woong tapi Gumiho menyelamatkannya dengan cara terbang dan menendang pot 
bunga itu agar tidak jatuh mengenai Dae Woong. Gumiho lalu nanya, "Makan sapi ya?" 
Dae Woong pun tidak bisa menolak dan membolehkan Gumiho untuk makan sapi kembali. 
Gumiho pun kembali ceria dan langsung masuk ke dalam restaurant sapi itu.



Bibi pergi ke departemen store lagi karena dia ingin bertemu dengan laki-laki 
yang waktu itu apalagi bibi selal bertemu laki-laki itu di departemen store 
makanya dia berharap akan bertemu lagi dengannya. Bibi sudah berdandan dan ingin 
memperlihatkan sifatnya yang anggun ini kepada laki-laki itu. dan benar saja 
laki-laki itu ada di departemen store itu sedang melihat-lihat pakaian. Bibi pun 
bermaksud menghampiri laki-laki itu tapi tiba-tiba dia berhenti karena muncul 
Sun Nyeon yang langsung memeluk laki-laki itu dan berkata "Ah Dong Hong-sshi aku 
belanja terlalu banyak, tidak apa-apa kan? Ayo kita pilih baju untukmu, aku 
tidak suka bajumu ini." Bibi jelas kaget sekali melihat hal itu.

Laki-laki yang ternyata bernama Dong Hong itu juga melihat Bibi dan sama-sama 
kaget. Bibi langsung lari pergi dan Dong Hong langsung menyurun Sun Nyeon untuk 
menunggu sebentar. Sun Nyeon kebingungan dan bertanya, "Ayah, ada apa?" Bibi 
masuk ke dalam counter pakaian dalam dan bilang bahwa dirinya ini terlalu 
berharap banyak pada laki-laki asing tersebut. Dong Hong datang mau menghampiri 
bibi tapi tiba-tiba seorang pegawai toko datang menghampiri bibi dan bertanya, "Apakah
and mau membelikan sesuatu untuk suamimu?" Bibi menjawab, "Iya untuk suamiku." 
Dong Hong yang mendengar itu pun langsung lemas.

Sun Nyeon menghampiri Dong Hong dan bertanya, "Ada apa?" Dong Hong langsung 
memakai kacamata hitamnya dan pergi meninggalkan bibi. Bibi pun langsung lemes 
melihat hal itu.



Dae Woong, Gumiho dan juga Byung Soo sedang duduk-duduk di dekat sebuah sungai 
besar. Byung Soo mulai dekat dengan Gumiho dan mereka pun bermain tebak koin. 
Gumiho selalu menang melawan Byung Soo dan Dae Woong pun langsung bilang, "Percuma 
kau melawannya dia akan selalu menang." Byung Soo pun langsung memuji Gumiho, "Kaka 
ipar, kau sangat hebat."



Dae Woong melemparkan roti pada sungai yang ada ikannya. Dae Woong ngomong dalam 
hati, "Jika aku melemparkannya ke air seperti ini, mungkin aku akan mati duluan. 
Ah bagaimana cara aku mendapatkan uang? Uangku sudah habis dan aku harus tetap 
membelikan daging. Ah aku hampir gila." Byung Soo yang melihat Dae Woong teus 
melempar-lempar roti ke kolam pun langsung bilang, "Hey hentikan memberi makan 
seperti itu! Pemilik ikan koi itu mungkin akan sangat marah padamu. Mereka itu 
mahal tau!" Dae Woong berkomentar, "Mereka ini murah. Kakekku memiliki ikan koi 
asli dan itu baru sangat mahal." Dae Woong diam sebentar dan dia pun mendaparkan 
sebuah ide.

Dae Woong langsung bilang pada Gumiho, "Mi Ho diamlah disini sebentar dengan 
Byung Soo. Aku akan mendapatkan uang untuk membeli daging!"



Ya ide Dae Woong itu adalah masuk ke dalam rumahnya untuk mencuri ikan koi milik 
kakeknya itu. Ada anjing di rumah Dae Woong yang langsung menggonggong saat Dae 
Woong masuk, Dae Woong pun langsung menyuruh anjingnya itu agar diam. Dae Woong 
bilang bahwa dia hanya ingin mengambil sesuau dan nanti akan pergi, jika dirinya 
ketauan oleh kakeknya maka dia akan benar-benar mati.

Dae Woong memulai aksinya itu dengan datang ke kolam ikan. DaeWoong bilang, "Yang 
paling besar pasti yang paling mahal. Tidak! Yang paling berwarna dan cantik 
pasti yang mahal. Baiklah aku akan menangkap yang paling cantik!" Dae Woong pun 
turun ke dalam kolam untuk menangkap ikan koi yang langsung dia simpan di dalam 
ember, Dae Woong berkata, "Tenang lah Oppa akan membawamu ke tempat yang lebih 
bagus dari pada disini." Tiba-tiba ada suara "Dimana itu Oppa?" Dae Woong 
langsung kaget karna itu adalah suara kakek.



Kakek marah-marah, "Kau kabur dari rumah dan kembali ke sini hanya untuk mencuri 
ikanku?" Dae Woong diam-diam memakai sepatunya dan bilang bahwa semalam itu dia 
bermimpi ikan koi milik kakek ada yang mati dan mengambang makanya dia datang 
hanya untuk menolongnya.

Kakek awalnya percaya tapi begitu melihat ember yang di pegang oleh Dae Woong 
tiba-tiba bergerak, kakek pun yakin kalau ikan itu masih hidup. Dae Woong 
memasukan jarinya ke dalam ember dan berteriak-teriak panik "Ah jariku di makan!" 
Kakek juga ikutan panik dan menyuruh Dae Woong untuk melepas jarinya itu. Dae 
Woong mengeluarkan jarinya yang ternyata tidak di gigit dan langsung kabur 
keluar. Bibi yang baru datang pun kaget melihat Kakek yang tiba-tiba mengejar 
Dae Woong.



Dae Woong terus berlari dan dia pun tidak sadar bahwa ada sebuah truk yang 
datang. Dae Woong, Kakek dan Bibi pun kaget dan terlihat ember yang Dae Woong 
pegang pun terbang ke atas dan si ikan terjatuh.

Mereka pergi ke dokter dan Kakek memohon pada dokter untuk menyelamatkannya. 
Dokter meminta maaf karena dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tiba-tiba muncul 
Dae Woong dari belakang. Ternyata yang mati itu adalah ikan koinya, sementara 
Dae Woong hanya terluka pada keningnya. Kakek benar-benar kesal melihat Dae 
Woong.



Kakek menyuruh Dae Woong untuk pulang ke rumah dan berbicara. Dae Woong bilang 
bahwa dia tidak bisa pulang sekarang karena perempuan itu pasti akan membunuhnya 
jika dia meninggalkannya jadi sebaiknya Kakek memberikan dia uang saja. Kakek 
nanya, "Seperti apa perempuan itu?" Dae Woong meminta maaf tidak bisa 
menjelaskan hal ini karna ini semua demi kebaikan kakek juga. Kakek pun lalu 
meminta Dae Woong untuk membawa perempuan itu ke rumah agar mereka bisa 
menilainya.

Tapi Dae Woong langsung menolaknya lagi. Kakek bener-bener marah dan bilang, "Kami 
harus melihat perempuan itu agar kami bisa menilainya apakah dia pantas kau 
nikahi atau tidak." Dae Woong langsung sewot dan bilang, "Menikahi dia? Kenapa 
aku harus menikahinya? Aku hanya tinggal dengannya sebentar dan aku akan 
mengembalikan dia ke tempatnya." Kakek langsung menampar Dae Woong dan itu benar-benar 
membuat Bibi dan Dae Woong kaget. Kakek langsung berkata, "Baiklah terserah 
dirimu. "

Kakek langsung masuk ke dalam mobil. Bibi bilang bahwa ini semua karena 
kesalahannya Dae Woong. Dae Woong lalu berkata, "Kakek tidak mengetahui hal yang 
sebenarnya."



Ketika berjalan pergi, Sun Nyeon datang menghampiri Dae Woong dan bertanya, "Dae 
Woong, sampai kapan kamu akan tinggal di gedung olahraga milik ayahku itu huh?" 
Dae Woong menjawab, "Bukankah kau bilang kalau aku boleh tinggal selama yang aku 
mau?" Sun Nyeon kesal dan bilang kalau dia sudah merubahnya karena Dae Woong 
tingal disana bersama perempuan lain dan Dae Woong tidak juga mencari pekerjaan.

Dae Woong bingung kenapa tiba-tiba saja Sun Nyeon berubah pikiran seperti ini. 
Sun Nyeon lalu bilang, "Ah aku melihat Hye-In Unnie, dia bersama dengan pacarmu 
dan juga Byung Soo." Dae Woong panik dan langsung berlari ke arah tempat Byung 
Soo dan Gumiho berada, "Noona tidak boleh melihat Mi Ho atau nanti dia akan 
menjadi salah paham."



Hye In bertanya ke Byung Soo, "Sepertinya dia bukan murid sini. Apakah dia 
pacarmu Byung Soo?" Byung Soo langsung bilang bahwa Gumiho itu bukan pacarnya. 
Gumiho pun langsung bilang, "Namaku Mi Ho. Mi Ho!" Dae Woong yang masih berlari 
menuju tempat itu ingat kalau Gumiho bisa mendengar omongannya dari jarak jauh 
makanya dia bilang, "Mi Ho! Tolong jangan katakan apapun juga!" Mi Ho yang 
mendengar suara Dae Woong langsung bilang, "Ah ini Dae Woong." Hye In lalu 
bertanya, "Dae Woong? Kau kenal dia?" Gumiho mengangguk danbilang kalau mereka 
itu berteman. Hye In bertanya, "Apakah kamu pacar Dae Woong?" Mi Ho kembali 
mengangguk dan berkata, "Iya. Teman."



Dae Woong datang dan langsung bilang kepada Hye In, "Noona. Dia bukan pacarku!" 
Gumiho yang melihat itu pun langsung menatap Dae Woong kesal.


credit to zoladiaries.blogspot

Tidak ada komentar: