Kamis, 03 Maret 2011

Episode 8 part 1

Mi Ho tersenyum dan berkata bahwa dia akan baik-baik saja dan hidup bahagia. Mi 
Ho juga berkata bahwa yang di katakan oleh Dae Woong pasti hal yang benar. Dae 
Woong senang dan meminta Mi Ho jangan menangis karna jika Mi Ho menangis maka 
akan turun hujan. Dae Woong lalu mengajak pergi Mi Ho dari situ dan Mi Ho pun 
mengikuti Dae Woong dari belakang. Buku cerita putri duyung itu pun di simpan 
begitu saja di atas kursi dan tidak di bawa oleh Mi Ho.



Karna film yang harusnya mereka tonton sudah ditayangkan maka Dae Woong pun 
meminta Mi Ho untuk menunggu sebentar sementara dirinya akan membeli tiket film 
lainnya. Mi Ho pun menunggu sambil melihat kesekelilingnya. Ketika Mi Ho melihat 
ada perempuan dan laki-laki yang sedang menunggu juga, Mi Ho pun bilang bahwa 2 
orang itu pasti sedang kencan juga. Si laki-laki itu pergi untuk membeli tiket 
dan si perempuan langsung sibuk mengeluarkan bedaknya. Mi Ho mengeluarkan 
perlengkapan dandannya dari dalam tas dan malah memakannya lalu mengenakannya ke
wajah.

Nah pasangan itu mulai saling kedip dan Mi Ho pun ikut mencoba mengedipkan 
matanya kepada Dae Woong. Dae Woong yang melihat itu berkomentar, "Apakah dia 
meniru Oh Ji Myung (Korean Aktor)? Apakah dia belajar hal itu dari Dong Joo? Huh 
tidak pernah mengerti apa yang dia telah pelajari." Dae Woong kembali ke Mi Ho 
dan memberikan soft drink. Mi Ho langsung meminumnya dan dia melihat pasangan 
tadi meminum soft drink dari satu tempat yang sama maka dari itu Mi Ho pun 
langsung menghabiskan minumannya dan memindahkan sedotannya ke minuman Dae Woong. 
Ketika Dae Woong mau minum, dia kaget karna melihat Mi Ho meminum soft drinknya. 
Dae Woong pun memarahi Mi Ho dan berkata, "Ya ini minumanku. Kau tidak boleh 
menaruh sedotanmu itu di minuman orang lain. Apa Dong Joo yang telah mengajarimu 
seperti itu?" Mi Ho hanya cemberut di ceramahi seperti itu.



Film sudah mau mulai dan mereka pun bersiap-siap masuk kedalam bioskop. Mi Ho 
melihat pasangan yang tadi berjalan berdempetan dan si perempuan memasukan 
tangannya ke dalam saku celana si laki-laki. Mi Ho pun mendekati Dae Woong dan 
memasukan tangannya ke saku celana Dae Woong. Dae Woong sadar dan langsung 
memegang tangan Mi Ho lalu berkata, "Awalnya aku ingin memberikannya padamu 
nanti. Ini. Kau ini benar-benar tidak sabar ya." Dae Woong mengeluarkan sosis 
dari saku celananya dan memberikannya pada Mi Ho dan lagi-lagi Mi Ho cemberut 
karna rencananya gagal.

Di dalam bioskop, Mi Ho melihat pasangan yang tadi duduk di depan mereka. Si 
perempuan menyandarkan kepalanya ke bahu si laki-laki dan Mi Ho pun mencobanya 
dengan menyandarkan kepalanya ke bahu Dae Woong dan tangannya menyentuh dada Dae 
Woong. Dae Woong langsung berkomentar, "Baiklah.. Baiklah... Ini." Lagi-lagi Dae 
Woong mengeluarkan makanan dari saku kemejanya dan memberikannya kepada Mi Ho. 
Mi Ho mengambil makanan itu dan kembali cemberut. Dae Woong hanya berkomentar 
bahwa Mi Ho benar-benar bisa mencium bau makanan dengan baik.

Film yang mereka tonton adalah film comedy dan Mi Ho pun tertawa dengan senang. 
Dae Woong melihat di rambut Mi Ho ada sesuatu dan dia berniat untuk 
melepaskannya tapi Mi Ho malah menarik tangan Dae Woong sehingga tangan Dae 
Woong pun seperti yang merangkul dia. Dae Woong meminta tangannya di lepaskan 
namun Mi Ho tidak mau dan terus tertawa karna menonton film itu. Dae Woong 
akhirnya pun pasarah...



Film sudah selesai dan Mi Ho pun bilang , "Ya Bioskop itu sangat bagus. Aku 
tertawa menonton film itu sampai ekorku rasanya mau keluar. "Dae Woong berkata, 
"Dan tanganku pun hampir putus.." Mi Ho bilang bahwa menurutnya kencan itu 
sangat asik sekali. Dae Woong kaget mendengar itu dan bertanya, "Apa? KENCAN?" 
Mi Ho mengangguk dan bilang, "Bukankah ini kencan?" Dae Woong jadi marah-marah 
dan berkata, "Siapa yang berkata bahwa ini kencan? Dari mana kau mendapatkan ide 
semacam itu? Apakah Dong Joo yang mengatakan hal itu?" Mi Ho menjawab, "Ya. 
Ketika aku bilang bahwa aku akan ke bioskop denganmu, dia berkata "selamat 
menikmati kencan"". Dae Woong bilang bahwa Dong Joo adalah orang yang payah dan 
dia akan memarahi Dong Joo jika ketemu nanti. Dae Woong juga kembali menegaskan 
pada Mi Ho bahwa mereka ini sedang tidak pergi kencan dan mereka ini hanya jalan-jalan
seperti Dae Woong mengajak anjingnya jalan-jalan.

Dae Woong lalu menarik tas Mi Ho dan mengajaknya pergi keluar bioskop. Mi Ho 
berkata, "Jangan menarik tasnya, genggam saja tanganku." Dae Woong kaget 
mendengar itu dan bilang, "Tidak. Jika aku jalan-jalan dengan anjingku maka aku 
menarik talinya." Mi Ho berkomentar, "Anjingmu itu kan hanya memiliki kaki 
sedangkan aku memiliki tangan." Dae Woong awalnya mau menggenggam tangan Mi Ho 
namun dia langsung menggelengkan kepala dan memegang tas Mi Ho.



Mereka berdua menuruni eskalator dan ternyata temennya Hye In melihat itu dan 
berkata pada Hye In, "Bukankah itu juniormu? Ah sepertinya dia sedang berjalan 
bersama pacarnya. Pacarnya cantik juga..." Hye In yang mendengar itu jelas kesal.



Dae Woong dan Mi Ho keluar dari lift dan Dae Woong langsung berjalan ke tempat 
penjualan camera. Dae Woong melihat poster handycam dan bilang, "Wah benar-benar 
bagus." Mi Ho lalu bertanya, "Dae Woong kamu suka ini? Apakah kamu menyukainya?" 
Dae Woong menjawab, "Ya. Hmm berapa harganya? Ah aku akan terlihat keren jika 
memegang itu. " Mi Ho bertanya kembali, "Woong-ah kau akan senang jika memiliki 
itu?" Dae Woong menjawab, "Tentu saja. Kenapa? Kau mau membelikannya satu 
untukku hah? Itu mahal. Bagaimana mugkin kau bisa membelikan itu untukku. Ah aku 
lapar..." Dae Woong langsung berjalan pergi sementara Mi Ho berlari ke arah yang 
berlawanan dengan Dae Woong. Dae Woong kaget begitu melihat tidak ada Mi Ho dan 
dia pun langsung pergi mencari Mi Ho.



Dae Woong menemukan Mi Ho yang sedang berdiri di depan TV dan mengikuti dance-nya
Brown Eyed Girls. Dae Woong tertawa dan mengajari Mi Ho yang benar lalu berkata, 
"Kau ini benar-benar payah. Apa yang di ajari oleh Dong Joo hah?" Mi Ho hanya 
berkata bahwa dia benar-benar senang di tempat itu karna banyak barang yang 
menakjubkan. Dae Woong pun bertanya, "Kau tidak tahu peralatan rumah tangga 
standar? Lalu apa yang kau pelajari dari Dong Joo? Bukankah kau selalu datang ke 
tempatnya setiap hari?" Mi Ho kesal dan menjawab, "Aku belajar banyak hal dari 
Dong Joo. Aku tahu tv, mesin cuci... banyak yang aku tahu." Dae Woong pun 
berkata, "Baiklah kalau begitu mari kita buktikan seberapa tahu kamu akan barang 
elektronik."

Dae Woong memperlihatkan Mi Ho sebuah radio dan bertanya pada Mi Ho, "Apakah kau 
tahu ini apa?" Mi Ho menjawab bahwa ini pertama kalinya dia melihat benda itu. 
Dae Woong pun berkata, "Dong Joo benar-benar payah karna tidak memberi tahu apa 
ini. Jika kau meletakan headset itu di dekat kepalamu maka aku bisa tahu apa 
yang sedang kau pikirkan." Dae Woong meletakan headset di kening Mi Ho dan dia 
pun berkata, "Aku tahu apa yang kau pikirkan. Daging..." Mi Ho pun menatap Dae 
Woong takjub, "Wah.. Bagaimana bisa kau tahu?" Dae Woong menjawab, "Aku bisa 
tahu apa yang kau pikirkan." Dae Woong tersenyum lalu pergi melihat barang-barang 
lainnya.



Dae Woong melihat alat timbangan dan bertanya pada Mi Ho, "Apakah kau tahu alat 
ini?" Mi Ho menggeleng dan bilang bahwa ini pertama kalinya dia melihat benda 
timbangan. Dae Woong berkomentar, "Kau tidak tahu ini? Apa yang selama ini 
Dokter Dong Joo ajarkan padamu hah? Baiklah Dokter Cha Dae Woong yang akan 
memberi tahu benda apa ini. Kau lihat di benda ini ada angka? Jika kau naik ke 
atas benda itu maka akan kelihatan berapa umurmu." Mi Ho pun naik ke atas 
timbangan dan Dae Woong berkata, "Ya ampun... Ternyata kau ini benar-benar lebih 
tua dari yang aku pikirkan." Mi Ho kaget dengar itu sementara Dae Woong tertawa 
senang dan pergi meninggalkan Mi Ho.

Dae Woong memperlihatkan alat catok rambut dan dia malah berkata pada Mi Ho 
bahwa itu adalah alat sumpit daging. Mi Ho percaya saja dan bilang bahwa itu 
adalah bena yang bagus. Lagi-lagi Dae Woong tertawa karna sudah mempermainkan Mi 
Ho.

Dae Woong memperlihatkan remote dan Mi Ho ternyata sudah tahu bahwa itu adalah 
remote TV dan remote AC. Dae Woong pun memperlihatkan kalkulator dan bilang 
bahwa itu adalah remote pengatur manusia. Mi Ho tidak percaya namun Dae Woong 
terus meyakinkah Mi Ho dan bilang jika Mi Ho menekan tombol merah maka Dae Woong 
akan mati. Mi Ho mencoba menekan tombol merah dan Dae Woong pun langsung 
berhenti bergerak. Mi Ho langsung panik dan memanggil-manggil Dae Woong. Dae 
Woong memutarkan kepala ke arah Mi Ho dan tersenyum lalu berkata, "Kau ini 
terlalu mudah untuk di bohongi. "



Dae Woong memperlihatkan vacum cleaner dan bilang pada Mi Ho bahwa benda itu 
bisa menyedot apapun yang ada di sekelilingnya. Mi Ho tidak percaya dan akhirnya 
Dae Woong pun menjalankan mesin dan tangannya malah tersedot. Dae Woong panik 
dan Mi Ho pun menarik tangan Dae Woong dan langsung membanting vacum cleaner itu.
Dae Woong kaget dan berkata, "Aku hanya bercanda..." Mau tidak mau Dae Woong 
harus membayar vacum cleaner yang rusak itu dan dia berkata pada Mi Ho, "Apakah 
masuk akal benda sekecil ini bisa menghisapku?" Mi Ho menjawab, "Kau yang bilang 
seperti itu. Kau mengerjaiku lagi.." Dae Woong menyesal dan berkata "Benar. Aku 
seharusnya mendapatkan hukuman karna telah mengerjaimu." Mi Ho langsung pergi 
meninggalkan Dae Woong yang mengomel karna dia tidak membutuhkan vacum cleaner 
itu.


Mi Ho berdiri di depan kipas angin dan Dae Woong pun berkomentar, "Dia terlihat 
seperti akan memangsaku. tapi ini tidak masuk akal." Dae Woong terus menatap Mi 
Ho dan dia bilang, "Akhir-akhir ini aku selalu lupa jika dia itu Gumiho yang 
akan memakanku. Melihatnya seperti ini... Mi Ho terlihat seperti manusia biasa." 
Dae Woong terus menatap Mi Ho lama dan Mi Ho berkata, "Woong Ah. Anginnya sangat 
besar dan aku seperti mau terbang." Dae Woong berjalan untuk mematikan kipas 
angin dan bilang, "Jika kau terlalu lama berdiri disitu maka mukamu akan 
mengembang. Ayo pergi." Dae Woong pergi terlebih dahulu dan Mi Ho pun bilang 
bahwa Dae Woong pasti marah padanya karna sudah merusak vacum cleaner tersebut.

Ketika berjalan pulang, Dae Woong tiba-tiba saja berhenti berjalan dan melihat 
Mi Ho lama. Mi Ho diam saja kebingungan. Dae Woong menggelengkap kepalanya lalu 
berjalan kembali.



Hye In, Byung Soo dan Sun Nyeon pergi makan siang bersama. Byung Soo bertanya, "Ada 
aoa menghubungi kami?" Hye In bilang bahwa mereka akan terlibat dalam satu film 
dan dia ada sebuah permintaan pada Byung Soo dan Sun Nyeon. Byung Soo dan Sun 
Nyeon sama-sama bingung. Hye In pun berkata, "Kalian berdua tahu seberapa 
canggungnya aku dan Dae Woong sekarang..." Sun Nyeon menyela dan berkata, "Ya 
kami tahu kalau awalnya kau berfikir bahwa dia menyukaimu. Tapi Mi Ho datang dan 
kini kau jadi tersingkirkan." Byung Soo jelas langsung memarahi Sun Nyeon.

Hye In lalu berkata, "Ya kau benar kini aku hanya menjadi lelucon. Aku harap 
kalian bisa membuat aku dan Dae Woong tidak canggung lagi." Byung Soo mengerti 
dan bilang bahwa dia akan membantu. Hye In juga berkata bahwa dia tidak ingin 
canggung dengan Mi Ho makanya dia ingin Byung Soo memberi tahu seperti apa Mi Ho 
itu. Byung Soo bilang bahwa sebenarnya dia tidak begitu mengenal Mi Ho karna Dae 
Woong jarang membicarakan tentang Mi Ho.

Hye In kembali bertanya, "Sepertinya dia tidak sekolah disini. Lalu dimana dia 
sekolah?" Byung Soo melihat ke Sun Nyeon dan menjawab "Sepertinya dia tidak 
sekolah saat ini." Hye In kebingungan dan kembali bertanya, "Lalu apa 
pekerjaannya?" Sun Nyeon menjawab, "Dia selalu mengikuti Dae Woong karna dia 
pengangguran". Hye In bilang, "Menurut cerita Dae Woong, mereka bertemu di desa 
dan Mi Ho mengikutinya. Jadi dia tinggal di desa?" Sun Nyeon menjawab, "Aku 
tidak yakin. Dia sepertinya tidak tinggal di luar negeri juga. Ketika di Bioskop, 
dia bahkan tidak mengetahui siapa itu Won Bin. Dia bahkan tidak tahu lelucon dan 
juga gaya berpakaiannya sangat buruk." Byung Soo menanggapi kata-kata Sun Nyeon, 
"Mi Ho ini sungguh memiliki karismatik yang luar biasa di dunia ini." Sun Nyeon 
bertanya pada Hye In, "Kau terlihat tenang tapi pasti hal ini sangat 
mengganggumu benar?"



Hye In mengalihkan pembicaraan dan bertanya pada Sun Nyeon, "Perempuan yang di 
cari oleh ayahmu itu, seberapa hebat?" Sun Nyeon menjawab, "Menurut ayahku, 
perempuan itu bisa terbang ke atas pohon dan berlari lebih cepat dari pada mobil. 
Huh mungkin itu hanya bohong. Hye In, kau pasti ingin sekali jadi pemeran utama." 
Hye In hanya diam saja.

Hye In pergi meninggalkan Byung Soo dan Sun Nyeon lalu dia berkata, "Bahkan asal 
perempuan itu pun tidak ada yang tahu. Bahkan dia bisa terbang di angkasa?" Hye 
In lalu meningat kejadian saat Dae Woong tiba-tiba mencari Mi Ho dan tidak 
mempedulikannya. Hye In berkata, "Ini sangat aneh... Apakah mereka tinggal 
bersama dan perempuan itu benar-benar terjatuh? Dia terjatuh dari atas gedung? 
Ah ini tidak mungkin. " Hye In menghilangkan pikiran anehnya itu dan pergi.



Di rumah, seperti biasa Mi Ho duduk di depan kipas angin sementara Dae Woong 
memasakkan daging untuk Mi Ho. Mi Ho bilang bahwa rambutnya itu adalah rambut 
rubah makanya pengertingan manusia tidak berlangsung lama. Mi Ho juga bilang 
bahwa dia sebenarnya sangat menyukai rambut keritingnya. Dae Woong diam-diam 
terus memperhatikan Mi Ho. Mi Ho menggunakan tulang untuk membuat rambutnya 
keriting dan itu tambah membuat Dae Woong keheranan. Mi Ho bertanya, "Ada apa?" 
Dae Woong menjawab, "Uh tidak. Lanjutkan saja. Orang lain menggungkapkan 
identitasnya melalui bunga sementara kau melalui tulang. Itu terlihat jelas di 
otakmu. Ya itu bagus. Huh aku hampir saja kebingungan. Ya Mi Ho itu Gumiho. Mi 
Ho Gumiho Mi Ho Gumiho..." Mi Ho langsung marah dan bilang bahwa dia tidak ingin 
di lihat sebagai Gumiho.

Mi Ho lalu menghampiri Dae Woong dan dia bertanya, "Woong Ah, kapan kita pergi 
kencan lagi? Eh... Kapan kita pergi jalan-jalan kembali? Aku ingin sekali 
melakukan itu. Aku senang sekali jalan-jalan terutama denganmu." Dae Woong takut 
dan dia menjawab, "Sepertinya kau senang sekali menonton. Kau bisa menonton 
sendiran.. bahkan kau bisa sering pergi kesana sendirian." Mi Ho berkata bahwa 
menonton akan menyenangkan jika perginya bersama Dae Woong. Mi Ho juga bilang 
bahwa yang dia sukai itu bukan menonton melainkan Dae Woong. Dae Woong makin 
ketakutan. Mi Ho mengambil daging dan berkata, "Ah lezat... Dae Woong aku senang." 
Dae Woong bertanya pada Mi Ho, "Mi Ho, kamu suka daging kan? Kamu suka jika aku 
belikan daging kan? Ah itu sebabnya kau menyukaiku kan?" Mi Ho terdiam lama.



Dae Woong mengambil piring daging dan berkata, "AKu tidak akan memberikanmu 
daging lagi.. Kau tak akan menyukai aku lagi kan?" Mi Ho terdiam lama dan 
menjawab, "Apa boleh buat kalau begitu." Dae Woong kesal dan berkata, "Kau ini 
kenapa? Kau ini Gumiho! Kalau aku katakan padamu aku tak akan memberikanmu 
daging lagi, kamu seharusnya berkata, "Apakah kau mau mati?Kembalikan dagingku!" 
Kau seharusnya berkata seperti itu. "Apa boleh buat kalau begitu." itu bukan 
kata-kata yang di ucapkan oleh Gumiho!" Mi Ho pun bilang bahwa mulai sekarang 
dia tidak akan menakut-nakuti Da Woong kembali. Dae Woong bilang bahwa tingkah 
Mi Ho semakin aneh dan itu membuatnya takut.

Dae Woong berkata, "Mi Ho-ya. Buat aku takut. Kau harus menakut-nakuti aku. Lalu 
aku akan takut padamu jadi aku tak akan lupa kalau kau ini adalah Gumiho.Dengan 
mengatakan "akan aku lakukan apapun yang kau suka" dan mengatakan, "Aku suka 
Woong-ah" itu membuatku bingung apakah kau ini manusia atau Gumiho." Mi Ho 
dengan senang hati meminta Dae Woong menganggapnya seperti manusia saja.Dae 
Woong marah dan berkata, "Mana mungkin. Kau ini Gumiho! Bersikaplah seperti 
Gumiho yang memiliki ekor 9." Mi Ho kesal dan berkata, "Baiklah..."

Dae Woong lalu mengambil daging Mi Ho dan Mi Ho pun berkata dengan lemas, "Apakah 
kau ingin mati? kembalikan dagingku!" Dae Woong pura-pura ketakutan dan langsung 
mengembalikan daging pada Mi Ho dan dia pergi untuk tidur. Mi Ho langsung 
menusuk-nusuk dagingnya dengan lemas.



Dae Woong tiduran di kasurnya dan berkata, "Baiklah.. Aku harus mempejalas 
hubungan kami ini. Bagi dia dan aku... kita tidak boleh bingung. Gumiho... 
Gumiho... Ohh... Gumiho... Gumiho.."



Dong Joo sedang tertidur dan dia bermimpi tentang perempuan yang mirip dengan Mi 
Ho. Dong Joo meminta perempuan itu untuk tinggal bersamanya namun perempuan itu 
telah jatuh cinta pada laki-laki lain yang seorang manusia. Perempuan itu 
meminta bantuan Dong Joo agar membuatnya menjadi manusia. Dong Joo berkata bahwa 
laki-laki itu telah mengkhianati si perempuan dan sebaiknya laki-laki itu 
dibunuh saja. Perempuan itu tidak sanggup membunuh laki-laki itu dan dia meminta 
Dong Joo untuk membunuh dirinya sendiri saja. Dong Joo mengikuti permintaan 
perempuan itu dan akhirnya perempuan itu pun menghilang.

Dong Joo terbangun dari mimpinya dan dia menangis karna dia memimpikan wanita 
yang sebenarnya dia cintai.



Pagi-pagi Dae Woong sudah sibuk memasang sebuh papan yang bertuliskan angka 1 
hingga 100. Dae Woong melihat papan itu dan berkata, "Baiklah sisa 93 hari lagi. 
Sekarang aku sudah memasang ini dan ini terlihat lebih teratur." Mi Ho berlari 
masuk ke dalam rumah menghampiri Dae Woong dan bilang bawa disekitar sini akan 
di bangun sebuah toko daging dan itu membuat perempuan tua itu khawatir toko 
ayamnya tidak akan laku lagi. Dae Woong memuji Mi Ho yang kini mulai mengetahui 
berita di sekitar kota dan mengkhawatirkan perasaan seorang tetangga.



Mi Ho bilang, "Tapi kalau ada toko daging baru, itu akan sangat bagus sekali. 
Saat kita duduk disini maka bisa mencium bau daging setiap saat." Dae Woong 
berkata, "Bukankah jika ada toko daging baru maka bangunannya akan selesai tahun 
depan? Ini tidak masuk akal kau akan mencium bau daging setiap saat dari toko 
daging yang mungkin akan buka ketika musim semi nanti." Mi Ho terdiam. Dae Woong 
memperlihatkan papan buatannya dan berkata, "Waktumu tersisa 93 hari.Saat musim 
semi tahun depan, tempat ini akan penuh dengan bau daging dan kamu tidak akan 
ada disini." Mi Ho pun bertanya, "Lalu, aku akan ada dimana?" Dae Woong menatap 
Mi Ho kasian dan bertanya, "Bukankah kau akan kembali ke kuil? Tidak. Ini bukan 
urusanku. Mi Ho.. Aku dan kamu hanya bisa sejauh ini, tidak akan mungkin lebih 
dari ini. Aku pergi..."

Dae Woong membawa tasnya dan siap pergi, Mi Ho melambaikan tanganya dan Dae 
Woong mengepalkan tangannya. Mi Ho pun mengikuti mengepalkan tangannya dan Dae 
Woong berkata, "Aku akan membawa daging untukmu. Aku pergi." Mi Ho terus 
melambaikan tangannya dengan wajah sedih.



Seperti biasa Mi Ho pergi ke tempatnya Dong Joo dan bercerita tentang Dae Woong 
yang berkata bahwa dia lebih senang merasa takut pada Mi Ho dari pada rasa dekat 
dengan Mi Ho.Dong Joo berkata, "Jika kau menjadi manusia maka kau tak akan bisa 
bersamanya." Mi Ho bertanya, "Bisakah aku katakan padanya bahwa aku akan segera 
menjadi manusia?" Dong Joo balik bertanya, "Jika kau mengatakan padanya kau akan 
menjadi manusia, apakah kau harap dia akan menyukaimu? Apa.. yang membuatmu 
berfikir seperti itu? Kamu tak memiliki apapun yang di sukai manusia."

Mi Ho kesal dan berkata, "Apa yang tak aku punya?" Dong Joo pun menjawab, "Pertama
kau tidak memiliki uang yang paling disukai oleh manusia. Kamu tak memiliki 
pekerjaan tetap untuk menghasilkan uang juga kamu tidak memiliki ilmu untuk 
bekerja. Tanpa keahlian dan latar belakang, kamu tidak akan memiliki apapun." Mi 
Ho lemas dan berkata, "Kalau begitu, aku akan menjadi manusia yang tidak berguna." 
Dong Joo berkata, "Saat ini kau adalah makhluk special... melepaskan hal 
sepenting itu sangat tidak berguna. Kau akan menjadi manusia biasa. Aku sungguh 
tak mengerti apa yang kau pikirkan."

Mi Ho bertanya pada Dong Joo, "Guru Dong Joo... Apakah kau sedang tidak enak 
badan hari ini?" Mi Ho menyentuh wajah Dong Joo dan terlihat wajah Dong Joo 
sedih. Mi Ho pun bertanya, "Dong Joo, apakah kau sedang sedih?" Mi Ho 
mengeluarkan minuman dari dalam tasnya dan bilang, "Ini untuk Dae Woong tapi ini 
juga boleh untuk Dong Joo. Karena kamu tidak memakan daging tetai sayuran, maka 
minum ini saja." Dong Joo menerima minuman pemberian Mi Ho dan mengucapkan 
terima kasih. Mi Ho bialng bahwa dia akan membawakan minuman itu untuk Dong Joo 
lagi lain kali. Mi Ho pun pamit pergi dan Dong Joo berkata, "Aku akan menunggumu.."



Dae Woong masuk ke ruangannya Dong Hong dan kaget begitu melihat ada Hye In. Hye
In bilang bahwa Dong Hong meminta mereka berdua untuk menunggu sebentar. Hye In 
melihat penghargaan Dong Hong dan menjatuhkannya, Dae Woong kaget dan langsung 
menangkap piala yang jatuh itu. Hye In kaget dan ketika dia mundur, dia justru 
menabrak lemari CD Milik Dong Hong dan isinya pun langsung berjatuhan. Tiba-tiba 
terdengar suara Dong Hong yang memanggil Dae Woong dan Hye In pun jadi 
kebingungan, "Apa yang harus kita lakukan?"

Ketika Dong Hong datang ke ruangannya, Dong Hong melihat Hye In yang sedang 
terduduk di lantai dan Hye In bilang bahwa Dae Woong belum datang. Dong Hong pun 
berkata bahwa dia akan menunggu Dae Woong di luar sebentar lagi. Hye In sengaja 
duduk di lantai untuk menutupi kaset kaset yang jatuh dan Dae Woong bersembunyi 
di balik kursi. Dae Woong pun langsung bilang agar mereka segera membereskan 
kaset-kaset itu sebelum Dong Hong datang kembali. Dae Woong membereskan semua 
kaset itu dan tetap cuek pada Hye In. Dae Woong memuji rok panjang yang di pakai 
oleh Hye In karna bisa menutupi kaset yang terjatuh. Hye In tertawa dan bilang 
bahwa yang hebat adalah kaset yang terjatuh karna bisa membuat dia kembali akrab 
dengan Dae Woong. Dae Woong bilang bahwa jika mereka ketahuan menjatuhkan kaset
itu mungkin mereka akan mendapatkan masalah maka sebaiknya mereka cepat 
membereskannya.

Dae Woong menyimpan kaset yang terjatuh pada tempat CD dan Hye In melihat cincin 
itu masih di pakai oleh Dae Woong dan itu semakin membuat Hye In kesal. Tiba-tiba 
terdengar suara bebek yang ternyata itu bunyi messanger. Dae Woong mendengar 
suara itu dan berkata, "Hmm sepertinya suara itu tidak terdengar asing."



Ya ternyata suara itu adalah suara Bibi. Kakek bilang pada bibi bahwa 
semangkanya sangat manis. Bibi kembali ceria dan menyarankan kakek banyak 
memakan semangka karna bisa menyehatkan tubuh. Kakek berkata bahwa dia senang 
melihat bibi seperti ii dan sepertinya hidupnya kembali manis. Bibi terlihat 
gembira dan berkata, "Ah sangat manis sekali..."



Mi Ho pergi ke tempat elektronik dan melihat poster handycam yang diinginkan 
oleh Dae Woong. Mi Ho lalu membayangkan dirinya membelikan itu untuk Dae Woong 
dan nanti Dae Woong akan berkata, "Wah Mi Ho ya kau ini semakin seperti manusia 
saja." Mi Ho pun dengan bangganya berkata, "Maka dari itu perlakukan aku seperti 
manusia." Dae Woong berkata, "Baiklah, Mi Ho kau benar-benar keren." Mi ho 
tersenyum senang membayangkan hal itu dan bertanya berapa harga itu pada petugas 
toko.



Di rumah, Dae Woong terus memandangi papan tanggal dan dia juga melihat 
cincinnya. Dae Woong berkata, "Huh tinggal 93 hari lagi. Aku pikir waktu akan 
tetap diam tetapi ternyata waktu itu berlalu dengan begitu cepat." Dae Woong 
mencoret angka di papan dan berkata, "Karna hari ini sudah mau berakhir maka 
sisa dia bersamaku tinggal 92 hari lagi. Ngomong-ngomong... hari sudah mau malam 
kenapa dia belum pulang?" Dae Woong menelfon HP Mi Ho namun tidak di angkat juga 
karena Mi Ho sedang bekerja dengan mencuci piring panggangan daging.

Hingga larut malam, Dae Woong menelfoni Mi Ho namun tidak diangkat juga. Dae 
Woong pun bertanya-tanya, "Apakah dia ada di rumah Dong Joo?" Dae Woong 
mengambil HPnya dan berniat menelfon Dong Joo namun dia mengurungkan nilainya 
dan melemparkan HPnya. Beberapa saat kemudian HPnya berbunyi dan Dae Woong pun
langsung senang karna itu telfon dari Mi Ho. Mi Ho bertanya, "Woong Ah apakah 
kamu menelfonku?" Dae Woong marah-marah dan bertanya, "Kamu dimana? Kenapa 
berisik sekali di tempatmu?" Mi Ho bilang bahwa dia sedang sibuk jadi Dae Woong 
jangan menelfonnya. Dae Woong kesan dan bertanya, "Kapan kau akan pulang?" Mi Ho 
menjawab, "Aku akan pulang telat jadi sebaiknya kau tidak perlu menungguku."



credit to zoladiaries.blogspot

Tidak ada komentar: