Mi Ho tersenyum dan berkata bahwa dia akan baik-baik saja dan hidup bahagia. Mi
Ho juga berkata bahwa yang di katakan oleh Dae Woong pasti hal yang benar. Dae
Woong senang dan meminta Mi Ho jangan menangis karna jika Mi Ho menangis maka
akan turun hujan. Dae Woong lalu mengajak pergi Mi Ho dari situ dan Mi Ho pun
mengikuti Dae Woong dari belakang. Buku cerita putri duyung itu pun di simpan
begitu saja di atas kursi dan tidak di bawa oleh Mi Ho.
Karna film yang harusnya mereka tonton sudah ditayangkan maka Dae Woong pun
meminta Mi Ho untuk menunggu sebentar sementara dirinya akan membeli tiket film
lainnya. Mi Ho pun menunggu sambil melihat kesekelilingnya. Ketika Mi Ho melihat
ada perempuan dan laki-laki yang sedang menunggu juga, Mi Ho pun bilang bahwa 2
orang itu pasti sedang kencan juga. Si laki-laki itu pergi untuk membeli tiket
dan si perempuan langsung sibuk mengeluarkan bedaknya. Mi Ho mengeluarkan
perlengkapan dandannya dari dalam tas dan malah memakannya lalu mengenakannya ke
wajah.
Nah pasangan itu mulai saling kedip dan Mi Ho pun ikut mencoba mengedipkan
matanya kepada Dae Woong. Dae Woong yang melihat itu berkomentar, "Apakah dia
meniru Oh Ji Myung (Korean Aktor)? Apakah dia belajar hal itu dari Dong Joo? Huh
tidak pernah mengerti apa yang dia telah pelajari." Dae Woong kembali ke Mi Ho
dan memberikan soft drink. Mi Ho langsung meminumnya dan dia melihat pasangan
tadi meminum soft drink dari satu tempat yang sama maka dari itu Mi Ho pun
langsung menghabiskan minumannya dan memindahkan sedotannya ke minuman Dae Woong.
Ketika Dae Woong mau minum, dia kaget karna melihat Mi Ho meminum soft drinknya.
Dae Woong pun memarahi Mi Ho dan berkata, "Ya ini minumanku. Kau tidak boleh
menaruh sedotanmu itu di minuman orang lain. Apa Dong Joo yang telah mengajarimu
seperti itu?" Mi Ho hanya cemberut di ceramahi seperti itu.
Film sudah mau mulai dan mereka pun bersiap-siap masuk kedalam bioskop. Mi Ho
melihat pasangan yang tadi berjalan berdempetan dan si perempuan memasukan
tangannya ke dalam saku celana si laki-laki. Mi Ho pun mendekati Dae Woong dan
memasukan tangannya ke saku celana Dae Woong. Dae Woong sadar dan langsung
memegang tangan Mi Ho lalu berkata, "Awalnya aku ingin memberikannya padamu
nanti. Ini. Kau ini benar-benar tidak sabar ya." Dae Woong mengeluarkan sosis
dari saku celananya dan memberikannya pada Mi Ho dan lagi-lagi Mi Ho cemberut
karna rencananya gagal.
Di dalam bioskop, Mi Ho melihat pasangan yang tadi duduk di depan mereka. Si
perempuan menyandarkan kepalanya ke bahu si laki-laki dan Mi Ho pun mencobanya
dengan menyandarkan kepalanya ke bahu Dae Woong dan tangannya menyentuh dada Dae
Woong. Dae Woong langsung berkomentar, "Baiklah.. Baiklah... Ini." Lagi-lagi Dae
Woong mengeluarkan makanan dari saku kemejanya dan memberikannya kepada Mi Ho.
Mi Ho mengambil makanan itu dan kembali cemberut. Dae Woong hanya berkomentar
bahwa Mi Ho benar-benar bisa mencium bau makanan dengan baik.
Film yang mereka tonton adalah film comedy dan Mi Ho pun tertawa dengan senang.
Dae Woong melihat di rambut Mi Ho ada sesuatu dan dia berniat untuk
melepaskannya tapi Mi Ho malah menarik tangan Dae Woong sehingga tangan Dae
Woong pun seperti yang merangkul dia. Dae Woong meminta tangannya di lepaskan
namun Mi Ho tidak mau dan terus tertawa karna menonton film itu. Dae Woong
akhirnya pun pasarah...
Film sudah selesai dan Mi Ho pun bilang , "Ya Bioskop itu sangat bagus. Aku
tertawa menonton film itu sampai ekorku rasanya mau keluar. "Dae Woong berkata,
"Dan tanganku pun hampir putus.." Mi Ho bilang bahwa menurutnya kencan itu
sangat asik sekali. Dae Woong kaget mendengar itu dan bertanya, "Apa? KENCAN?"
Mi Ho mengangguk dan bilang, "Bukankah ini kencan?" Dae Woong jadi marah-marah
dan berkata, "Siapa yang berkata bahwa ini kencan? Dari mana kau mendapatkan ide
semacam itu? Apakah Dong Joo yang mengatakan hal itu?" Mi Ho menjawab, "Ya.
Ketika aku bilang bahwa aku akan ke bioskop denganmu, dia berkata "selamat
menikmati kencan"". Dae Woong bilang bahwa Dong Joo adalah orang yang payah dan
dia akan memarahi Dong Joo jika ketemu nanti. Dae Woong juga kembali menegaskan
pada Mi Ho bahwa mereka ini sedang tidak pergi kencan dan mereka ini hanya jalan-jalan
seperti Dae Woong mengajak anjingnya jalan-jalan.
Dae Woong lalu menarik tas Mi Ho dan mengajaknya pergi keluar bioskop. Mi Ho
berkata, "Jangan menarik tasnya, genggam saja tanganku." Dae Woong kaget
mendengar itu dan bilang, "Tidak. Jika aku jalan-jalan dengan anjingku maka aku
menarik talinya." Mi Ho berkomentar, "Anjingmu itu kan hanya memiliki kaki
sedangkan aku memiliki tangan." Dae Woong awalnya mau menggenggam tangan Mi Ho
namun dia langsung menggelengkan kepala dan memegang tas Mi Ho.
Mereka berdua menuruni eskalator dan ternyata temennya Hye In melihat itu dan
berkata pada Hye In, "Bukankah itu juniormu? Ah sepertinya dia sedang berjalan
bersama pacarnya. Pacarnya cantik juga..." Hye In yang mendengar itu jelas kesal.
Dae Woong dan Mi Ho keluar dari lift dan Dae Woong langsung berjalan ke tempat
penjualan camera. Dae Woong melihat poster handycam dan bilang, "Wah benar-benar
bagus." Mi Ho lalu bertanya, "Dae Woong kamu suka ini? Apakah kamu menyukainya?"
Dae Woong menjawab, "Ya. Hmm berapa harganya? Ah aku akan terlihat keren jika
memegang itu. " Mi Ho bertanya kembali, "Woong-ah kau akan senang jika memiliki
itu?" Dae Woong menjawab, "Tentu saja. Kenapa? Kau mau membelikannya satu
untukku hah? Itu mahal. Bagaimana mugkin kau bisa membelikan itu untukku. Ah aku
lapar..." Dae Woong langsung berjalan pergi sementara Mi Ho berlari ke arah yang
berlawanan dengan Dae Woong. Dae Woong kaget begitu melihat tidak ada Mi Ho dan
dia pun langsung pergi mencari Mi Ho.
Dae Woong menemukan Mi Ho yang sedang berdiri di depan TV dan mengikuti dance-nya
Brown Eyed Girls. Dae Woong tertawa dan mengajari Mi Ho yang benar lalu berkata,
"Kau ini benar-benar payah. Apa yang di ajari oleh Dong Joo hah?" Mi Ho hanya
berkata bahwa dia benar-benar senang di tempat itu karna banyak barang yang
menakjubkan. Dae Woong pun bertanya, "Kau tidak tahu peralatan rumah tangga
standar? Lalu apa yang kau pelajari dari Dong Joo? Bukankah kau selalu datang ke
tempatnya setiap hari?" Mi Ho kesal dan menjawab, "Aku belajar banyak hal dari
Dong Joo. Aku tahu tv, mesin cuci... banyak yang aku tahu." Dae Woong pun
berkata, "Baiklah kalau begitu mari kita buktikan seberapa tahu kamu akan barang
elektronik."
Dae Woong memperlihatkan Mi Ho sebuah radio dan bertanya pada Mi Ho, "Apakah kau
tahu ini apa?" Mi Ho menjawab bahwa ini pertama kalinya dia melihat benda itu.
Dae Woong pun berkata, "Dong Joo benar-benar payah karna tidak memberi tahu apa
ini. Jika kau meletakan headset itu di dekat kepalamu maka aku bisa tahu apa
yang sedang kau pikirkan." Dae Woong meletakan headset di kening Mi Ho dan dia
pun berkata, "Aku tahu apa yang kau pikirkan. Daging..." Mi Ho pun menatap Dae
Woong takjub, "Wah.. Bagaimana bisa kau tahu?" Dae Woong menjawab, "Aku bisa
tahu apa yang kau pikirkan." Dae Woong tersenyum lalu pergi melihat barang-barang
lainnya.
Dae Woong melihat alat timbangan dan bertanya pada Mi Ho, "Apakah kau tahu alat
ini?" Mi Ho menggeleng dan bilang bahwa ini pertama kalinya dia melihat benda
timbangan. Dae Woong berkomentar, "Kau tidak tahu ini? Apa yang selama ini
Dokter Dong Joo ajarkan padamu hah? Baiklah Dokter Cha Dae Woong yang akan
memberi tahu benda apa ini. Kau lihat di benda ini ada angka? Jika kau naik ke
atas benda itu maka akan kelihatan berapa umurmu." Mi Ho pun naik ke atas
timbangan dan Dae Woong berkata, "Ya ampun... Ternyata kau ini benar-benar lebih
tua dari yang aku pikirkan." Mi Ho kaget dengar itu sementara Dae Woong tertawa
senang dan pergi meninggalkan Mi Ho.
Dae Woong memperlihatkan alat catok rambut dan dia malah berkata pada Mi Ho
bahwa itu adalah alat sumpit daging. Mi Ho percaya saja dan bilang bahwa itu
adalah bena yang bagus. Lagi-lagi Dae Woong tertawa karna sudah mempermainkan Mi
Ho.
Dae Woong memperlihatkan remote dan Mi Ho ternyata sudah tahu bahwa itu adalah
remote TV dan remote AC. Dae Woong pun memperlihatkan kalkulator dan bilang
bahwa itu adalah remote pengatur manusia. Mi Ho tidak percaya namun Dae Woong
terus meyakinkah Mi Ho dan bilang jika Mi Ho menekan tombol merah maka Dae Woong
akan mati. Mi Ho mencoba menekan tombol merah dan Dae Woong pun langsung
berhenti bergerak. Mi Ho langsung panik dan memanggil-manggil Dae Woong. Dae
Woong memutarkan kepala ke arah Mi Ho dan tersenyum lalu berkata, "Kau ini
terlalu mudah untuk di bohongi. "
Dae Woong memperlihatkan vacum cleaner dan bilang pada Mi Ho bahwa benda itu
bisa menyedot apapun yang ada di sekelilingnya. Mi Ho tidak percaya dan akhirnya
Dae Woong pun menjalankan mesin dan tangannya malah tersedot. Dae Woong panik
dan Mi Ho pun menarik tangan Dae Woong dan langsung membanting vacum cleaner itu.
Dae Woong kaget dan berkata, "Aku hanya bercanda..." Mau tidak mau Dae Woong
harus membayar vacum cleaner yang rusak itu dan dia berkata pada Mi Ho, "Apakah
masuk akal benda sekecil ini bisa menghisapku?" Mi Ho menjawab, "Kau yang bilang
seperti itu. Kau mengerjaiku lagi.." Dae Woong menyesal dan berkata "Benar. Aku
seharusnya mendapatkan hukuman karna telah mengerjaimu." Mi Ho langsung pergi
meninggalkan Dae Woong yang mengomel karna dia tidak membutuhkan vacum cleaner
itu.
Mi Ho berdiri di depan kipas angin dan Dae Woong pun berkomentar, "Dia terlihat
seperti akan memangsaku. tapi ini tidak masuk akal." Dae Woong terus menatap Mi
Ho dan dia bilang, "Akhir-akhir ini aku selalu lupa jika dia itu Gumiho yang
akan memakanku. Melihatnya seperti ini... Mi Ho terlihat seperti manusia biasa."
Dae Woong terus menatap Mi Ho lama dan Mi Ho berkata, "Woong Ah. Anginnya sangat
besar dan aku seperti mau terbang." Dae Woong berjalan untuk mematikan kipas
angin dan bilang, "Jika kau terlalu lama berdiri disitu maka mukamu akan
mengembang. Ayo pergi." Dae Woong pergi terlebih dahulu dan Mi Ho pun bilang
bahwa Dae Woong pasti marah padanya karna sudah merusak vacum cleaner tersebut.
Ketika berjalan pulang, Dae Woong tiba-tiba saja berhenti berjalan dan melihat
Mi Ho lama. Mi Ho diam saja kebingungan. Dae Woong menggelengkap kepalanya lalu
berjalan kembali.
Hye In, Byung Soo dan Sun Nyeon pergi makan siang bersama. Byung Soo bertanya, "Ada
aoa menghubungi kami?" Hye In bilang bahwa mereka akan terlibat dalam satu film
dan dia ada sebuah permintaan pada Byung Soo dan Sun Nyeon. Byung Soo dan Sun
Nyeon sama-sama bingung. Hye In pun berkata, "Kalian berdua tahu seberapa
canggungnya aku dan Dae Woong sekarang..." Sun Nyeon menyela dan berkata, "Ya
kami tahu kalau awalnya kau berfikir bahwa dia menyukaimu. Tapi Mi Ho datang dan
kini kau jadi tersingkirkan." Byung Soo jelas langsung memarahi Sun Nyeon.
Hye In lalu berkata, "Ya kau benar kini aku hanya menjadi lelucon. Aku harap
kalian bisa membuat aku dan Dae Woong tidak canggung lagi." Byung Soo mengerti
dan bilang bahwa dia akan membantu. Hye In juga berkata bahwa dia tidak ingin
canggung dengan Mi Ho makanya dia ingin Byung Soo memberi tahu seperti apa Mi Ho
itu. Byung Soo bilang bahwa sebenarnya dia tidak begitu mengenal Mi Ho karna Dae
Woong jarang membicarakan tentang Mi Ho.
Hye In kembali bertanya, "Sepertinya dia tidak sekolah disini. Lalu dimana dia
sekolah?" Byung Soo melihat ke Sun Nyeon dan menjawab "Sepertinya dia tidak
sekolah saat ini." Hye In kebingungan dan kembali bertanya, "Lalu apa
pekerjaannya?" Sun Nyeon menjawab, "Dia selalu mengikuti Dae Woong karna dia
pengangguran". Hye In bilang, "Menurut cerita Dae Woong, mereka bertemu di desa
dan Mi Ho mengikutinya. Jadi dia tinggal di desa?" Sun Nyeon menjawab, "Aku
tidak yakin. Dia sepertinya tidak tinggal di luar negeri juga. Ketika di Bioskop,
dia bahkan tidak mengetahui siapa itu Won Bin. Dia bahkan tidak tahu lelucon dan
juga gaya berpakaiannya sangat buruk." Byung Soo menanggapi kata-kata Sun Nyeon,
"Mi Ho ini sungguh memiliki karismatik yang luar biasa di dunia ini." Sun Nyeon
bertanya pada Hye In, "Kau terlihat tenang tapi pasti hal ini sangat
mengganggumu benar?"
Hye In mengalihkan pembicaraan dan bertanya pada Sun Nyeon, "Perempuan yang di
cari oleh ayahmu itu, seberapa hebat?" Sun Nyeon menjawab, "Menurut ayahku,
perempuan itu bisa terbang ke atas pohon dan berlari lebih cepat dari pada mobil.
Huh mungkin itu hanya bohong. Hye In, kau pasti ingin sekali jadi pemeran utama."
Hye In hanya diam saja.
Hye In pergi meninggalkan Byung Soo dan Sun Nyeon lalu dia berkata, "Bahkan asal
perempuan itu pun tidak ada yang tahu. Bahkan dia bisa terbang di angkasa?" Hye
In lalu meningat kejadian saat Dae Woong tiba-tiba mencari Mi Ho dan tidak
mempedulikannya. Hye In berkata, "Ini sangat aneh... Apakah mereka tinggal
bersama dan perempuan itu benar-benar terjatuh? Dia terjatuh dari atas gedung?
Ah ini tidak mungkin. " Hye In menghilangkan pikiran anehnya itu dan pergi.
Di rumah, seperti biasa Mi Ho duduk di depan kipas angin sementara Dae Woong
memasakkan daging untuk Mi Ho. Mi Ho bilang bahwa rambutnya itu adalah rambut
rubah makanya pengertingan manusia tidak berlangsung lama. Mi Ho juga bilang
bahwa dia sebenarnya sangat menyukai rambut keritingnya. Dae Woong diam-diam
terus memperhatikan Mi Ho. Mi Ho menggunakan tulang untuk membuat rambutnya
keriting dan itu tambah membuat Dae Woong keheranan. Mi Ho bertanya, "Ada apa?"
Dae Woong menjawab, "Uh tidak. Lanjutkan saja. Orang lain menggungkapkan
identitasnya melalui bunga sementara kau melalui tulang. Itu terlihat jelas di
otakmu. Ya itu bagus. Huh aku hampir saja kebingungan. Ya Mi Ho itu Gumiho. Mi
Ho Gumiho Mi Ho Gumiho..." Mi Ho langsung marah dan bilang bahwa dia tidak ingin
di lihat sebagai Gumiho.
Mi Ho lalu menghampiri Dae Woong dan dia bertanya, "Woong Ah, kapan kita pergi
kencan lagi? Eh... Kapan kita pergi jalan-jalan kembali? Aku ingin sekali
melakukan itu. Aku senang sekali jalan-jalan terutama denganmu." Dae Woong takut
dan dia menjawab, "Sepertinya kau senang sekali menonton. Kau bisa menonton
sendiran.. bahkan kau bisa sering pergi kesana sendirian." Mi Ho berkata bahwa
menonton akan menyenangkan jika perginya bersama Dae Woong. Mi Ho juga bilang
bahwa yang dia sukai itu bukan menonton melainkan Dae Woong. Dae Woong makin
ketakutan. Mi Ho mengambil daging dan berkata, "Ah lezat... Dae Woong aku senang."
Dae Woong bertanya pada Mi Ho, "Mi Ho, kamu suka daging kan? Kamu suka jika aku
belikan daging kan? Ah itu sebabnya kau menyukaiku kan?" Mi Ho terdiam lama.
Dae Woong mengambil piring daging dan berkata, "AKu tidak akan memberikanmu
daging lagi.. Kau tak akan menyukai aku lagi kan?" Mi Ho terdiam lama dan
menjawab, "Apa boleh buat kalau begitu." Dae Woong kesal dan berkata, "Kau ini
kenapa? Kau ini Gumiho! Kalau aku katakan padamu aku tak akan memberikanmu
daging lagi, kamu seharusnya berkata, "Apakah kau mau mati?Kembalikan dagingku!"
Kau seharusnya berkata seperti itu. "Apa boleh buat kalau begitu." itu bukan
kata-kata yang di ucapkan oleh Gumiho!" Mi Ho pun bilang bahwa mulai sekarang
dia tidak akan menakut-nakuti Da Woong kembali. Dae Woong bilang bahwa tingkah
Mi Ho semakin aneh dan itu membuatnya takut.
Dae Woong berkata, "Mi Ho-ya. Buat aku takut. Kau harus menakut-nakuti aku. Lalu
aku akan takut padamu jadi aku tak akan lupa kalau kau ini adalah Gumiho.Dengan
mengatakan "akan aku lakukan apapun yang kau suka" dan mengatakan, "Aku suka
Woong-ah" itu membuatku bingung apakah kau ini manusia atau Gumiho." Mi Ho
dengan senang hati meminta Dae Woong menganggapnya seperti manusia saja.Dae
Woong marah dan berkata, "Mana mungkin. Kau ini Gumiho! Bersikaplah seperti
Gumiho yang memiliki ekor 9." Mi Ho kesal dan berkata, "Baiklah..."
Dae Woong lalu mengambil daging Mi Ho dan Mi Ho pun berkata dengan lemas, "Apakah
kau ingin mati? kembalikan dagingku!" Dae Woong pura-pura ketakutan dan langsung
mengembalikan daging pada Mi Ho dan dia pergi untuk tidur. Mi Ho langsung
menusuk-nusuk dagingnya dengan lemas.
Dae Woong tiduran di kasurnya dan berkata, "Baiklah.. Aku harus mempejalas
hubungan kami ini. Bagi dia dan aku... kita tidak boleh bingung. Gumiho...
Gumiho... Ohh... Gumiho... Gumiho.."
Dong Joo sedang tertidur dan dia bermimpi tentang perempuan yang mirip dengan Mi
Ho. Dong Joo meminta perempuan itu untuk tinggal bersamanya namun perempuan itu
telah jatuh cinta pada laki-laki lain yang seorang manusia. Perempuan itu
meminta bantuan Dong Joo agar membuatnya menjadi manusia. Dong Joo berkata bahwa
laki-laki itu telah mengkhianati si perempuan dan sebaiknya laki-laki itu
dibunuh saja. Perempuan itu tidak sanggup membunuh laki-laki itu dan dia meminta
Dong Joo untuk membunuh dirinya sendiri saja. Dong Joo mengikuti permintaan
perempuan itu dan akhirnya perempuan itu pun menghilang.
Dong Joo terbangun dari mimpinya dan dia menangis karna dia memimpikan wanita
yang sebenarnya dia cintai.
Pagi-pagi Dae Woong sudah sibuk memasang sebuh papan yang bertuliskan angka 1
hingga 100. Dae Woong melihat papan itu dan berkata, "Baiklah sisa 93 hari lagi.
Sekarang aku sudah memasang ini dan ini terlihat lebih teratur." Mi Ho berlari
masuk ke dalam rumah menghampiri Dae Woong dan bilang bawa disekitar sini akan
di bangun sebuah toko daging dan itu membuat perempuan tua itu khawatir toko
ayamnya tidak akan laku lagi. Dae Woong memuji Mi Ho yang kini mulai mengetahui
berita di sekitar kota dan mengkhawatirkan perasaan seorang tetangga.
Mi Ho bilang, "Tapi kalau ada toko daging baru, itu akan sangat bagus sekali.
Saat kita duduk disini maka bisa mencium bau daging setiap saat." Dae Woong
berkata, "Bukankah jika ada toko daging baru maka bangunannya akan selesai tahun
depan? Ini tidak masuk akal kau akan mencium bau daging setiap saat dari toko
daging yang mungkin akan buka ketika musim semi nanti." Mi Ho terdiam. Dae Woong
memperlihatkan papan buatannya dan berkata, "Waktumu tersisa 93 hari.Saat musim
semi tahun depan, tempat ini akan penuh dengan bau daging dan kamu tidak akan
ada disini." Mi Ho pun bertanya, "Lalu, aku akan ada dimana?" Dae Woong menatap
Mi Ho kasian dan bertanya, "Bukankah kau akan kembali ke kuil? Tidak. Ini bukan
urusanku. Mi Ho.. Aku dan kamu hanya bisa sejauh ini, tidak akan mungkin lebih
dari ini. Aku pergi..."
Dae Woong membawa tasnya dan siap pergi, Mi Ho melambaikan tanganya dan Dae
Woong mengepalkan tangannya. Mi Ho pun mengikuti mengepalkan tangannya dan Dae
Woong berkata, "Aku akan membawa daging untukmu. Aku pergi." Mi Ho terus
melambaikan tangannya dengan wajah sedih.
Seperti biasa Mi Ho pergi ke tempatnya Dong Joo dan bercerita tentang Dae Woong
yang berkata bahwa dia lebih senang merasa takut pada Mi Ho dari pada rasa dekat
dengan Mi Ho.Dong Joo berkata, "Jika kau menjadi manusia maka kau tak akan bisa
bersamanya." Mi Ho bertanya, "Bisakah aku katakan padanya bahwa aku akan segera
menjadi manusia?" Dong Joo balik bertanya, "Jika kau mengatakan padanya kau akan
menjadi manusia, apakah kau harap dia akan menyukaimu? Apa.. yang membuatmu
berfikir seperti itu? Kamu tak memiliki apapun yang di sukai manusia."
Mi Ho kesal dan berkata, "Apa yang tak aku punya?" Dong Joo pun menjawab, "Pertama
kau tidak memiliki uang yang paling disukai oleh manusia. Kamu tak memiliki
pekerjaan tetap untuk menghasilkan uang juga kamu tidak memiliki ilmu untuk
bekerja. Tanpa keahlian dan latar belakang, kamu tidak akan memiliki apapun." Mi
Ho lemas dan berkata, "Kalau begitu, aku akan menjadi manusia yang tidak berguna."
Dong Joo berkata, "Saat ini kau adalah makhluk special... melepaskan hal
sepenting itu sangat tidak berguna. Kau akan menjadi manusia biasa. Aku sungguh
tak mengerti apa yang kau pikirkan."
Mi Ho bertanya pada Dong Joo, "Guru Dong Joo... Apakah kau sedang tidak enak
badan hari ini?" Mi Ho menyentuh wajah Dong Joo dan terlihat wajah Dong Joo
sedih. Mi Ho pun bertanya, "Dong Joo, apakah kau sedang sedih?" Mi Ho
mengeluarkan minuman dari dalam tasnya dan bilang, "Ini untuk Dae Woong tapi ini
juga boleh untuk Dong Joo. Karena kamu tidak memakan daging tetai sayuran, maka
minum ini saja." Dong Joo menerima minuman pemberian Mi Ho dan mengucapkan
terima kasih. Mi Ho bialng bahwa dia akan membawakan minuman itu untuk Dong Joo
lagi lain kali. Mi Ho pun pamit pergi dan Dong Joo berkata, "Aku akan menunggumu.."
Dae Woong masuk ke ruangannya Dong Hong dan kaget begitu melihat ada Hye In. Hye
In bilang bahwa Dong Hong meminta mereka berdua untuk menunggu sebentar. Hye In
melihat penghargaan Dong Hong dan menjatuhkannya, Dae Woong kaget dan langsung
menangkap piala yang jatuh itu. Hye In kaget dan ketika dia mundur, dia justru
menabrak lemari CD Milik Dong Hong dan isinya pun langsung berjatuhan. Tiba-tiba
terdengar suara Dong Hong yang memanggil Dae Woong dan Hye In pun jadi
kebingungan, "Apa yang harus kita lakukan?"
Ketika Dong Hong datang ke ruangannya, Dong Hong melihat Hye In yang sedang
terduduk di lantai dan Hye In bilang bahwa Dae Woong belum datang. Dong Hong pun
berkata bahwa dia akan menunggu Dae Woong di luar sebentar lagi. Hye In sengaja
duduk di lantai untuk menutupi kaset kaset yang jatuh dan Dae Woong bersembunyi
di balik kursi. Dae Woong pun langsung bilang agar mereka segera membereskan
kaset-kaset itu sebelum Dong Hong datang kembali. Dae Woong membereskan semua
kaset itu dan tetap cuek pada Hye In. Dae Woong memuji rok panjang yang di pakai
oleh Hye In karna bisa menutupi kaset yang terjatuh. Hye In tertawa dan bilang
bahwa yang hebat adalah kaset yang terjatuh karna bisa membuat dia kembali akrab
dengan Dae Woong. Dae Woong bilang bahwa jika mereka ketahuan menjatuhkan kaset
itu mungkin mereka akan mendapatkan masalah maka sebaiknya mereka cepat
membereskannya.
Dae Woong menyimpan kaset yang terjatuh pada tempat CD dan Hye In melihat cincin
itu masih di pakai oleh Dae Woong dan itu semakin membuat Hye In kesal. Tiba-tiba
terdengar suara bebek yang ternyata itu bunyi messanger. Dae Woong mendengar
suara itu dan berkata, "Hmm sepertinya suara itu tidak terdengar asing."
Ya ternyata suara itu adalah suara Bibi. Kakek bilang pada bibi bahwa
semangkanya sangat manis. Bibi kembali ceria dan menyarankan kakek banyak
memakan semangka karna bisa menyehatkan tubuh. Kakek berkata bahwa dia senang
melihat bibi seperti ii dan sepertinya hidupnya kembali manis. Bibi terlihat
gembira dan berkata, "Ah sangat manis sekali..."
Mi Ho pergi ke tempat elektronik dan melihat poster handycam yang diinginkan
oleh Dae Woong. Mi Ho lalu membayangkan dirinya membelikan itu untuk Dae Woong
dan nanti Dae Woong akan berkata, "Wah Mi Ho ya kau ini semakin seperti manusia
saja." Mi Ho pun dengan bangganya berkata, "Maka dari itu perlakukan aku seperti
manusia." Dae Woong berkata, "Baiklah, Mi Ho kau benar-benar keren." Mi ho
tersenyum senang membayangkan hal itu dan bertanya berapa harga itu pada petugas
toko.
Di rumah, Dae Woong terus memandangi papan tanggal dan dia juga melihat
cincinnya. Dae Woong berkata, "Huh tinggal 93 hari lagi. Aku pikir waktu akan
tetap diam tetapi ternyata waktu itu berlalu dengan begitu cepat." Dae Woong
mencoret angka di papan dan berkata, "Karna hari ini sudah mau berakhir maka
sisa dia bersamaku tinggal 92 hari lagi. Ngomong-ngomong... hari sudah mau malam
kenapa dia belum pulang?" Dae Woong menelfon HP Mi Ho namun tidak di angkat juga
karena Mi Ho sedang bekerja dengan mencuci piring panggangan daging.
Hingga larut malam, Dae Woong menelfoni Mi Ho namun tidak diangkat juga. Dae
Woong pun bertanya-tanya, "Apakah dia ada di rumah Dong Joo?" Dae Woong
mengambil HPnya dan berniat menelfon Dong Joo namun dia mengurungkan nilainya
dan melemparkan HPnya. Beberapa saat kemudian HPnya berbunyi dan Dae Woong pun
langsung senang karna itu telfon dari Mi Ho. Mi Ho bertanya, "Woong Ah apakah
kamu menelfonku?" Dae Woong marah-marah dan bertanya, "Kamu dimana? Kenapa
berisik sekali di tempatmu?" Mi Ho bilang bahwa dia sedang sibuk jadi Dae Woong
jangan menelfonnya. Dae Woong kesan dan bertanya, "Kapan kau akan pulang?" Mi Ho
menjawab, "Aku akan pulang telat jadi sebaiknya kau tidak perlu menungguku."
credit to zoladiaries.blogspot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar